Saturday, October 13, 2018

Cerita Dewasa Ngentot Manta Di Perpustakaan Kampus


Cerita Dewasa Ngentot Manta Di Perpustakaan Kampus

Cerita Dewasa – Namaku Meliani tp orang-orang memangilku Ani. Umurku 21 tahun. Wajahku cantik. Aku tdk sombong tp demikianlah pendapat orang-orang terhadapku. tubuhku putih mulus langsing dgn perut rata, rambutku jg hitam panjang seperti layaknya model iklan shampo. Selain itu aku dikarunia body yg seksi. Dgn kulitku yg putih mulus, ditambah lagi bulatan buah dadaku yg lumayan montok namun indah bentuknya, dan jg betisku yg bak pualam menjadikanku `incaran` laki-laki.

Sebagai seorang mahasiswi, aku selalu berhubungan dgn buku, apalagi ketika menjelang ujian pasti tugas menumpuk. Ada yg kubeli sendiri dan ada jg yg meminjam dari perpustakaantakaan. Utk buku-buku teks aku selalu meminjam dari perpustakaantakaan karena lengkap. Terkadang aku jg meminjam skripsi tahun-tahun lalu utk melengkapi referensiku.

Tp sejak bulan lalu mahasiswa jurusanku dilarang utk meminjam atau menfotocopy skripsi maupun tesis. Hal itu karena banyaknya skripsi yg marak diplagiat. Aku tentu kurang suka dgn kebijakan tersebut, karena ku paling malas duduk lama-lama diperpustakaan hanya utk baca buku ato mencatat.

Hari itu hari jumat, perpustakaan akan tutup jam 4 sore. Aku sengaja datang tepat jam 4 (jadi sebelum perpustakaan tutup). Kulihat lampu perpustakaan sudah sebagian dimatikan dan monitor komputer jg. Di dlm perpustakaan tinggal 1 orang lagi petugas sedangkan yg lain sudah pulang. Petugas itu Pak Revan, Usianya kira-kira 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dgn kulit hitam terbakar matahari. dia sedang membereskan buku-buku yg berserakan dimeja.

“Sudah mau tutup ya,Pak?” Tanyaku mengejutkanya.

Dia menatapku lalu berkata

“Ya iya atuh,neng, kan sudah jam 4”.
“Aya naon?”katanya sambil mencuri-curi melihat ketubuhku.

Waktu itu aku cuma mengenakan kaos oblong ketat dan semi transparan, sehingga lekuk buah dadaku tercetak. Aku agak grogi jg dilihatin seperti itu.

“Ngggak, Pak….. mau minta tolong aja. Mau minjam buku. Masih bisa ga?” ujarku. -cerita hot-

“Ya udah sok lah.. tp cepat ya neng. Bapak mau pulang ini!”
“Tp pak sy mau minjam buku skripsi angkatan 96 judulnya xxx. Bisa ga,pak?tanyaku memelas kepadanya.
“Yah ga bisa atuh neng. Kan ada peraturannya dari ketua jurusan ga bisa minjam skripsi. Nanti kalo ketahuan sy dimarahin atuh” Ujarnya dgn logat sunda yg khas.
“Iya tp gimana dong Pak. Ada tugas mendadak yg mau dikumpulin besok dan bahannya dari sana. Kalo ga ngumpulin nilai tugas sy bisa nol. Bisa ya pak” Rengakku manja sambilo menarik-narik tangannya.

Dia tetap menolak dgn tegas. Akhirnya aku utarakan bahwa nanti aku kasih rokok agar dia mau. Tp dia menolak. Wah harus cara lain nih. Maka timbul ide gilaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku utk dinikmatinya sehingga aku dapat meminjam buku maha penting itu. Aku yakin dia tdk menolak. Masa sih ada orang yg menolak bercinta dgn gadis muda dan cantik. Dan aku memang sudah lama ingin menggodanya.

“Pak ada ga cara lain agar Ani bisa pinjam skripsi itu?” tanyaku sambil menatap matanya.
“Maksud neng apa?”tanyanya sambil duduk disebuah kursi.
“Bagaimana dgn ini?” tanyaku sambil membuka bajuku. Aku nekat melepaskan bajuku dihadapannya. Dia kaget bukan main. Matanya melotot hampir copot ketika memandang buah dadaku yg masih ditutupi BH hitam tersebut.

“Ayolah Pak. Masa tdk bisa”Tanyaku sambil meremas buh dadaku.
“Ani.. ke..a……..” katanya terpatah-patah karena gugup.

Kemudian aku mendekat, kubuka kacamatanya. Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah,

“Ayolah Pak, masa bapak tdk mau meminjamkan buku itu. Bagaimana kalo sy tukar dgn dada sy ini?”. Tanyaku makin bikin dia gemetaran. Dia mencoba meminum air putih yg ada dimeja didepannya.

Dia makin terperangah apalagi ketika aku mulai mencari kait BH hitamku dipunggung utk melepaskannya. Kulepas bh ku sehingga buah dadaku seperti mau meloncat keluar, karena tertahan BH yg kekecilan. Matanya melotot mengamat-ngamati buah dadaku. Kemudian kutarik tangannya dan kuarahkan kedadaku. Perlahan-lahan dielusnya buah dada montokku yg berukuran 34, dgn puting kemerahan serta kulitnya yg putih mulus.

“Mmppphhhhh… Pak” desahku menggodanya. Tangannya yg kasar sangat kontras dgn buah dadaku yg halus,namun terasa nikmat.
“Payudaramu mantap jg yah Ani, indah dan montok,” pujinya.
“Ayo, pak nikmati aja selagi bisa. Asal bapak mau minjamin buku itu, apa aja yg bapak minta akan sy berikan” bisikku lirih ditelinganya.




Mendengar itu dia lalu mendudukanku di meja perpustakaan itu. Posisiku menghadap kearahanya dgn payudaraku tepat didepan wajahnya. Dia lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu putingku disusul dgn gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar.

“Mmpphhhhh…ayo pak nikmatin sepuasmu..oogghh..oogghh…”

Puas menjilati buah dadaku, dia kemudian memelukku, sambil berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kuremas-remas k0ntolnya dari balik celananya. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yg lalu dia remasi.

Sambil berciuman tanganku mulai melepas kancing-kancing bajunya. Dadanya yg bidang membuatku makin bernafsu saja. Dia membantuku melepaskan ikat pinggang dan celananya. Segera kumasukkan tanganku kedalam CD nya. K0ntolnya lumayan besar dan cukup kokoh dgn dihiasi sedikit urat.

Kukocok dan kuremas k0ntol itu. Tak lama kemudian dia melepaskan celana dalamnya nya sehingga terpampanglah batang kemalauannnya yg besar dan panjang itu. K0ntolnya mengingatkanku pada k0ntol satpam rumahku. Besar dan kokoh walau tdk begitu panjang.

Aku sudah tdk sabar utk mengulumnya. Maka kuturunkan badanku perlahan-lahan hingga berlutut di hadapannya. K0ntol dlm genggamanku itu kucium dan kujilat disertai sedikit kocokan. K0ntol hitam itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku utk memasukkan k0ntol itu.

Hhmm.. enak sekali rasanya k0ntol tuanya. hampir sedikit lagi masuk seluruhnya kemulutku tp tdk kupaksakan karena sudah mentok di tenggorokanku. Dlm mulutku k0ntol itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala k0ntolnya.

Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah dia menikmati kulumanku. Dia menikmati sekali permainan lidahku , dia terus merem-melek dan mengerang tak henti-hentinya saat k0ntolnya kukulum. Lama jg aku mengulumnya, sampai mulutku pegal, akhirnya dia suruh aku berhenti agar tdk cepat-cepat keluar.

Dia lalu mengangkatku keatas meja besar di perpustakaan itu. Dibukanya rok mini yg kugunakan berikut celana dlm ku. Matanya tdk berkedip menatap tubuh telanjang seorang gadis cantik yg masih sangat muda.

Tiba-tiba dgn bernafsu dia bentangkan kedua pahaku. Matanya seperti mau copot memandangi memekku yg merah merekah diantara bulu-bulu hitam yg lebat. Sebentar kemudian lidahnya mulai menjilati bibir memekku dgn rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dlm lubang memekku dgn satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yg lain dijulurkan ke atas meremasi buh dadaku.

“Ouuuggghhhhhhh.. .!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku jg menggelinjang oleh sensasi permainan lidah dia.

Aku mendesah pelan meremas rambutnya yg tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tdk menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding memekku, yg paling nikmt adalah ketika ujung lidahnya beradu dgn klitorisku, duhh.. rasanya geli seperti mau ngompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku.

Di dlm ruangan perpustakaan itu semakin panas saja, dimana pak Revan sang Penjaga perpustakaan sedang menikmati tubuhku.

“Aku sudah tak tahan lagi. Ayo pak, masukin ”Pintaku sambil menarik kepalanya dari memekku.

Kudorong tubuhnya utk telentang diatas meja perpustakaan itu. Aku ingin aku yg memegang kendali dgn gaya woman on top. Perlahan-lahan kuangkat tubuku dan kududuki perutnya. Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan memekku kek0ntolnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearah batangnya yg sudah sangat tegang. Dia memegang k0ntolnya siap menerima jepitan memekku.

K0ntolnya kesulitan menerobos memekku yg masih rapet. Kepala k0ntolnya yg besar itu mencoba menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. aku terus berusaha menekankan memekku yg memang sudah sangat basah ke dlm miliknya. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang memekku terisi Dan ketika dgn kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dlm diriku.

“Pak…aakkhh!” desahku dgn tubuh menegang. aku tak kuasa menahan diri utk tdk memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

Sama sepertiku dia jg mendesah menyebut namaku saat k0ntolnya amblas ditelan memekku.

“Ani……a……ooohhh…..enak sekali….” dia mendesah nikmat.

Lambat laun rasa nikmat mulai menjalar ke tubuhku. secara perlahan-lahan aku lalu menaik-turunkan tubuhku diatas k0ntolnya. Kupacu kejantannya dgn goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yg besar itu. Ntah kenapa aku menjadi gadis yg liar saat iu. Biasanya aku hanya pasrah dan lawan mainku yg banyak `bekerja`, tp sekarang aku yg aktif memcu kenikmatan diatas k0ntol pak Revan.

Pak Revan memperhatikan k0ntolnya sedang keluar masuk di memek seorang gadis 21 tahun, mahaiswi dikapusnya, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan menikmati tubuh seorang gadis muda.

Tubuhku terlonjak-lonjak menahan persetubuhan yg sensasional ini. Badanku tertekuk sehingga membuat payudaraku semakin membusung ke depan. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dgn baik. Sambil ikut mengoyangkan pantatnya dia jg meraih kedua payudaraku. Diremas dan dipilinnya benda kenyal itu hingga makin membusung tegak.

“Ooooooohhkkkk…!”Aku semakin menjerit keras. remasannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi.

Erangan-erangan nikmat menandai keluar masuknya batang k0ntolnya. K0ntol itu terasa menyodok semakin dlm bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu

“Oooohhh..ooooohhh…terusspak….puasin aku……ooohhhhhh……” jeritku seiring dgn naik-turunnya tubuhku. Sambil terus membantu menyodok-nyodok k0ntolnya, dia jg terus memilin dadaku yg kanan sehingga kenikmatan yg kurasakan semakin bertambah.

Sekitar lima belas menit lamanya kami berpacu dlm gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Tangannya yg tadi lembut mengeraygi dadaku sekarang cenderung kasar. Tp aku tdk memperdulikan kekasarnya Yg kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan – remasan di dadaku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol.

Pandanganku kabur dan kurasakan lorong memekku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.

“Aaaahhkkkk…!” jeritku histeris, bersamaan dgn derasnya cairan cintaku mengalir diatas k0ntolnya hingga habis. Aku lalu rubuh ditas tubuhnya yg kurus. Mataku sayu dan tenagaku lemas. Dia masih dibawahku dgn k0ntol yg masih tegang.

Kemudian dia melepaskan k0ntolnya. Aku rebahan diatas meja menatapnya yg sudah siap-siap melanjutkan ronde selanjutnya. Dielus-elusnya pahaku sambil matanya menatap wajahku. Puas merabai pahaku tangannya kini beralih kedadaku.

“kalo dari dulu sy tahu neng mau dientot seperti ini, sudah sy nikmati terus tubuh neng ini” Katanya sambil meremas-remas dadaku

“Berarti bisakan Pak, Ani minjam skripsi itu” Tanyaku sambil bergetar menahan ransangangnya.

“Oh..bisa…bisa….jangankan 1, 10 skripsi jg bapak kasih. Asal neng mau bapak entot. He..he..” Katamya cengengesan. Kurang ajar pikirku emang aku pelacur murahan yg bisa dibayar, apalagi dibayar dgn buku. Ga sudi lah yauw. Ini jg gara-gara kepepet. Kalo ga gara-gara tugas dikumpul besok, mana mungkin aku mau.

“Neng bapak entot sekarang ya. Udah ga tahan pengen ngeluarin peju bapak di memek neng” katannya sambil merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar.

“Tp pelan-pelan ya, pak. Ani masih lemas nih. Tp kunci dulu pintunya. Ntar ada masuk bisa berabe” Ujarku saat menyadari pintu perpustakaan masih terbuka.




Setelah mengunci pintu itu dari dlm dia lalu mengambil ancang-ancang. Dia berdiri didapanku, Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dgn tangannya yg sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir memekku yg sudah sangat basah. Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.

Sedetik kemudian, aku merasakan k0ntolnya mulai menyeruak ke dlm liang memekku. Aku menahan nafas ketika benda panjang itu kembali masuk kerongga kenikmatanku.

“Aaakkhh…!” erangku lirih sambil menggigit bibirku saat k0ntolnya melesak masuk ke dlmku.

Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yg tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Dia lalu menggerakkan pinggangnya naik-turun. K0ntolnya menggesek-gesek memekku dgn pelan dan lambat. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dgn frekewnsi yg makin sering dan makin cepat.

Pak Revan makin cepat dan makin keras mengocok memekku, aku sendiri sudah merem-melek tdk tahan merasakan nikmat yg terus-terusan mengalir dari dlm memekku. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing.

Kepalaku kugeleng-gelengkan ke kiri dan kekanan. Tangannya meraih kedua payudaraku dan diremas-remasnya dgn brutal. Keringatku bercucuran akibat sensasi nikmat.

Pak Revan menggerak-gerakkan pinggulnya dgn kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dlm tubuhku hingga aku memekik keras setiap kali kejantanannya menyentak ke dlm. Sungguh nimat yg kurasakan. Aku sudah bisa menerima permaianan kasarnya.

“Oooh… Terus Pak , enak banget… Yahhh!” aku tak kuasa utk tdk mengekspresikan kenikmatan yg kurasakan dgn leguhan dan desahan.

Tdk sampai di situ, beberapa menit kemudian dia membalik tubuhku. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, sehingga kini pantatku pun menungging ke arahnya. Ia ingin pakai doggy style rupanya.

Aku yg masih lemas hanya bisa mngangkat pinggulku sedikit ,sedangkan kepalaku tetap tertunduk dimeja. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan k0ntolnya itu ke memekku. ia menyetubuhiku dari belakang.

Dlm posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dlm, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja perpustakaan. Dia menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dgn desahanku memenuhi ruangan ini. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap kosong ketumpukan buku-buku dilemari.

Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yg tadinya menempel di meja kini menggantung bebas. Dgn begitu tangannya bisa menggeraygi payudaraku.

Tangannya kini dgn leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yg menggelantung berat ke bawah. Bahkan sesekali ditamparnya pantatku,sehingga aku tak kuasa utk tdk mengerang. 10 menit kemudian dia bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dgn leluasa menggoyangkan tubuhnya dgn cepat dan semakin kasar.

“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang nikmat, tubuhku mengejang hebat dan kedua tanganku mencengkram kuat pinggir meja itu.

Ya…aku telah orgasme. Cairan orgasmeku rasanya tertumpah semua membasahi selangkangan dan sebagian meleleh di pahaku. Lemas sekali rasanya, nafasku terputus-putus dgn posisi tubuh bagian rebahan di meja itu.

Namun si penjaga perpustakaan itu masih bersemangat menggenjotku, tenaganya lumayan jg pikirku. Baru sekitar lima menit kemudian ia melenguh mencapai orgasemenya. Ia mencabut k0ntolnya dari memekku dan cret…cret, kurasakan cairan hangat tertumpah di pantat dan punggungku.

“Uuuhh…puas Neng…memek Neng emang yahud euy!” ceracaunya sambil mengocok k0ntolnya mengeluarkan sisa spermanya.
“Ini Neng… ditelen biar ga mubazir, enak deh!” katanya sambil menyodorkan jarinya yg belepotan sperma.

Aku membuka mulut serta-merta mengulum jarinya dgn gaya yg nakal. Kami berpelukan sejenak sambil sesekali berciuman sebelum akhirnya berpakaian kembali dan pria itu menyerahkan buku yg kubutuhkan padaku.

“Pokoknya Neng, kalau mau pinjem apa aja tinggal bilang ke Bapak, pasti Bapak usahain” katanya mengobral janji.
“Huuu…dikasih daging mentah aja lu baru baik, dasar mental pejabat!” omelku dlm hati.
“Iya, makasih ya Pak, Aliyah pulang dulu yah!” aku pamitan dgn memasang senyum manis padanya.

Itulah sepenggal kisahku dgn pak Riman penjaga perpustakaanku. Bisa ditebak, sejak saat itu aku ga kesusahan dlm meminjam buku skripsi diperpustakaan. Walau terkadang aku harus melayani nafsunya. Itu tdk masalah buatku karena aku memang suka sex. Malah penjaga perpustakaan lainnya jg ikut menikmati tubuhku.

Kami pernah bercinta 3 orang sekaligus dimana aku Pak Revan dan seorang penjaga perpustakaan yg lainnya. Aku mereguk kenikmatan yg tinggi dgn menjadi bulan-bulanan pelampiasan nafsu keduanya. Tunggu kisahku saat aku mengajak kedua penjaga perpustakaan itu beserta dua orang teman ceweku yg lain mengadakan pesta sex di villaku di puncak.



No comments:

Post a Comment

Sports

Business

Life & style

Games

Fashion

Technology