Hari ini hari Valentine, Ia mencium bibir-ku, lidahnya yang menyelip masuk kubalur balas dengan lidah-ku, sementara rengkuhan tangannya memeluk-ku erat, aku dapat mencium aroma tubuhnya dari jarak sedekat ini, namun yang kulakukan hanyalah membalas ciumannya, sesekali ia mencium dagu-ku sebelum mencium bibirku lagi.
Namanya Joshua, Jo biasa aku memanggilnya kekasih-ku, cinta-ku dan belahan jiwa-ku, seseorang yang telah memberikan-ku segenap cintanya, yang membuatku tak mampu untuk tak membalas rasa sayang dan cintanya ini pada-ku.
Tak kutolak saat tangannya menyusup diantara kaus biru muda yang kukenakan, tangannya meremas halus buah dada-ku yang masih tersembunyi dalam bra penutupnya, ku pejamkan mata-ku, sementara kurasakan ciumannya yang mengunduh bebas ke tengkuk-ku, hangat telapak tangannya kurasakan dipermukaan payudara-ku itu.
Ia menyingkap kaus-ku keatas, meloloskan kaus-ku itu, aku terus memejamkan mata-ku, sementara kurasakan ciumannya di permukaan perut-ku, aku merinding saat kurasakan bibirnya itu mencium perut-ku itu, aku kian merinding saat ia bermain nakal dengan mengeluarkan lidahnya, membuat permukaan tubuh-ku itu kian basah.
Aku tercekat saat jemarinya melepas bra-ku, aku membuka mata, menatap wajah Jo, menatap matanya sebelum kemudian yang kurasakandari tatapannya itu adalah sebuah rasa sayang, hangat kasih sayang yang membuat-ku membiarkan-nya untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya itu. aku percaya akan tatapan matanya itu, akan cintanya.
Kubiarkan dirinya yang mulai menciumi payudara-ku itu, memainkan puting-ku dengan lidahnya, aku hanya membalas dengan desahan-desahan kecil meski jantung-ku berdebar kencang, aku mulai merasakan sebuah dorongan gairah yang tak dapat kubendung, kugigit bibir bawah-ku saat kurasakan Jo mengigit kecil di payudara-ku itu, tangannya yang lain memainkan payudara-ku dengan tangannya, meremas lembut, sambil sesekali memilin putingnya pelan.
Kembali ia menciumku, namun kali ini aku mulai membuka kancing kemejanya, satu persatu kulepas kancing kemeja-nya itu hingga dadanya yang bidang yang biasanya menjadi tempatku bersandar, bukan pertama kali aku melihat Jo telanjang dada, kadang ia suka mengusili-ku dengan berusaha memeluk-ku dengan tubuh telanjangnya, namun kali ini terasa lain, jantungku berdebar kencang melihat dadanya itu seperti sebuah pheromenon yang membuat sisi lain dari tubuhku terbangun.
Entah ide dari mana, tangan-ku ikut mengapai puting kecil di dadanya itu, mencium dadanya itu hingga membuat tubuh Jo sedikit gemetar, ia tersenyum pada-ku dan dengan sengaja aku mengusilinya dengan menjilat putingnya itu lagi, lagi-lagi tubuh Jo gemetar kecil, tak mau kalah ia kembali mencium buah dada-ku itu, menjilati puting kecil di dada-ku itu yang membuat-ku kembali mendesah pelan.
Aku terpejam merasakan sensasi birahi yang mulai menguasai diri-ku, aku membiarkan Jo yang mulai meloloskan celana pendek tidur-ku itu, aku tak berusaha membuatnya menghentikan kegilaan ini, aku diam, karena aku yakin apapun yang terjadi Jo tak akan meninggalkanku, aku tahu betul wataknya, dan aku tahu dalam kemungkinan sejelek apapun ia akan bertanggung jawab atas perbuatannya ini, tak ada lagi yang perlu kukhawtirkan, membuatku rela menyerahkan diriku pada seseorang yang begitu kucintai ini.
Aku meraih kancing Jeans yang dipakainya, kulepas kancing itu dan menurunkannya kebawah, untuk pertama kalinya aku menyentuh alat vital seorang lelaki dewasa, masih terbungkus celana dalam namun menggodaku untuk mengintip benda didalamnya, aku tersenyum nakal saat menyentuh kemaluannya itu, Jo tersenyum dan membalasnya dengan menyentuh bibir kemaluan ku yang masuh terbungkus celana dalam itu, perlahan kami mulai saling menggesekan alat kelamin kami, mulai memancing birahi kami dalam permainan terlarang.
Aku merasa vagina-ku itu mulai basah, sama dengan kepala penis Jo yang mulai mengeluarkan sedikit cairan lengket, aku tak tahu apa itu tapi aku yakin itu bukanlah sperma, mungkin sejenis cairan yang sama dengan yang keluar dari kemaluanku saat ini, aku melepas celana dalam Jo penasaran, penisnya yang telah menegang itu terasa begitu keras, Jo mencium-ku bibirku sebelum kemudian beralih ke tengkuk-ku, ia membisik-ku dan mulai menarik lepas celana dalam-ku, hembusan nafasnya di telinga-ku membuat-ku kian melayang dalam lautan birahi ini.
Jo membelai lembut vagina-ku yang ditumbuhi bulu-bulu halus tipi situ, ia mencium-ku, sementara mulai membimbing kemaluannya itu ke mulut vagina-ku, ia menindih tubuhku, terasa berat namun ia menyangganya dengan sikunya hingga tak sepenuhnya menindihku, kepala penisnya tergesek-gesek pelan di bibir kemaluan-ku yang membuat ku menggelinjang resah sambil menutup sepasang mata-ku, kurasakan kepala kemaluannya yang mendesak di depan bibir vagina-ku, terasa begitu hangat sementara juga membuat-ku kian hanyut..
Aku mendesah kecil, sama seperti Jo yang kenapa ikut mendesah-desah pula, ia mencium-ku, sambil meremas tangan-ku, ia mengengam tangan-ku erat, sementara ia mulai menekan penisnya itu masuk dalam vagina-ku dan aku tak berusaha menghentikannya.
Gerakan penisnya itu tertahan, aku juga mendesah menahan rasa perih di vagina-ku itu, pelan ia menarik penis itu keluar sebelum kembali mencoba menekannya masuk, masih tertahan, ia sempat berhenti, Jo terdiam sesaat, aku mencium bibirnya seolah memberikan izin pada Jo untuk memiliki tubuh-ku, ia pun kembali menekan penisnya masuk dan mulai merobek kesucian-ku, perih namun ada sedikit kebahagiaan karena memberikannya pada seseorang yang begitu kusayangi.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Ia menggerakan bagian bawah tubuhnya perlahan, aku merasakan gesekannya dalam tubuh-ku, pelan rasa sakit yang membuatku terus mengigit bibir-ku itu mulai hilang, tubuhku mulai terbiasa dengan benda asing yang berada dalam tubuhku ini sekarang, aku mulai merasakan kenikmatan diantara rasa sakit itu, terlebih saat Jo mulai menciumi payudara-ku, menambah rangsangan yang diterima oleh tubuhku, aku mulai mendesah-desah kecil hanya tertahan sesekali saat Jo melumat bibirku lagi.
Ia tak pernah berhenti menciumi-ku seolah dalam ciumannya itu ia mengungkapkan segala kasih sayangnya, tangannya yang terus menggengam erat tangan-ku tak pernah dilepaskannya, seolah mengatakan ia tak akan pernah melepaskan-ku, akan selalu melindungi-ku apapun yang terjadi.
Gerakan tubuhnya bertambah kian cepat, bukan rasa sakit yang kurasakan sekarang, namun sebuah kenikmatan yang tak dapat kuungkapkan, gerakanny akian cepat sementara rasanya tubuhku ikut menurut, tubuhku terasa begitu bergelora, Jo melepas gengaman tangannya ia memeluk leher-ku sambil menciumi telinga.
Aku memeluk pinggulnya yang tengah bergerak-gerak menghujamkan kemaluannya itu dalam tubuh-ku, aku mendesah tak karuan merasakan kenikmatan yang kian bertambah itu, terlebih saat Jo mulai menggerakan pinggulnya itu memutar, rasanya kenikmatan yang kurasakan itu kian bertambah saja, saat itu aku merasakan sesuatu yang lain dari dalam tubuh-ku, aku seolah akan meledak kapan saja, aku mengatur nafas-ku, sementara tak ingin kehilangan kenikmatan itu ..
Semakin kutahan, justru semakin dalam kenikmatan yang kurasakan, rasanya kenikmatan itu ian bertumpuk, aku masih berusaha menahannya hingga akhirnya tak tertahan lagi, tubuhku menegang tiba-tiba, yang kurasakan hanya mulutku yang mulai bergeremutuk dan aku mendesah panjang, tubuh-ku bergetar-getar tak karuan, aku merasakan sebuah kenikmatan yang sungguh tak dapat kuungkapkan..
Jo mencium bibir-ku saat tubuhku masih menggelinjang dan bergetar selama beberapa detik, aku merasakan tubuhnya yang juga ikut bergetar, kugerakkan tangan-ku memainkan puting didadanya itu, smabil menciuminya, tangannku yang lain menyusup di telinganya, pikrku bila aku merasakan kenikmatan saat merasakan hembusan ditelingaku, mungkin Jo juga merasakan kenikmatan yang sama .
Dan ternyata semua itu membuat Jo kian resah, gerakkannya menjadi tak beraturan, kadang ia menghujam cepat kadang hanya penetrasi-penetrasi dangkal, dan kemudian ia malah melakukan tusukan-tusukan yang begitu dalam yang sedikit membuatku merasa perih namun juga memberikan sebuah kenikmatan yang lebih nyaman lagi..
Jo menciumku begitu mesra, sementara ia terus menggerakan penisnya itu keluar masuk dalam kemaluan-ku, kian lama tubuhnya kian gemetar dan saat itulah tubuhnya bergetar hebat dan menumpahkan cairan cintanya dalam tubuhku,
Tubuhku ikut bergetar sesaat setelah kurasakan sejenis cairan kental itu tumpah di dalam lubang kewanitaan-ku itu, nafas kami memburu, dengan tubuh yang bergelimang keringat, aku terdiam mulai merasakan ketakutan, sementara Jo terus memeluk-ku dengan erat, setelah semuanya terjadi rasa takut itu baru muncul, tak tertahan aku mulai menitikkan air mata, Jo mencium-ku sepertinya menyadari tetesan air mata-ku.
No comments:
Post a Comment