Thursday, June 27, 2019

CERITA DEWASA NAFSU KHAYALAN SEMATA

CERITA DEWASA NAFSU KHAYALAN SEMATA

CERITA DEWASA NAFSU KHAYALAN SEMATA



WINE4D  -  Dering Smartphone yang bervolume tinggi itu terdengar begitu jelas. dari baringnya, sesegera mungkin lelaki ini terduduk dan mengangkat telepon masuk. ada jeda yang begitu panjang saat kalimat HALLO terucap pelan dari bibirnya. berulang kali hatinya merasakan sesuatu hal yang aneh, perasaan khawatir bercampur gelisah. entah apa ini… yang jelas Gadis yang sedang meneleponnya ini adalah kekasihnya, Ariana.

“Hallo Ariana? kau masih di situ?”
“ekh, ini… benar dengan nak Naufal” sahutan ibu Ariana tadi tambah membuat lelaki bernama Naufal ini semakin khawatir. apalagi, ada isakan yang terdengar walau pelan.
“iya tante.. ini saya. ada apa ya?”
“bisakah… bisakah kau segera kemari?”

Naufal berlari dengan kencangnya saat ia telah sampai di Rumah Sakit. beberapa kali ia nyaris menabrak orang-orang yang hulu lalang. ia tak peduli! satu-satunya hal yang ia pedulikan adalah gadisnya, yang kini tengah ditangani oleh dokter.



Setelah sampai di ruang operasi, ia melihat ibunda Ariana tengah menangis, menangis dalam keheningan…
Naufal mendekati ruang operasi, ia menggedor pintu ruangan itu dengan kedua tangannya… berharap gadis itu dapat membuka mata dan melihatnya. namun sia-sia… ruangan itu sunyi, bahkan ia tak mendengar suara riang Ariana disana.

Ibu Ariana mendekat kemudian mengelus pelan pundak Naufal yang mulai terisak sambil mengatupkan kedua tangan ke wajah.

“Bertahanlah… aku mencintaimu”



Matahari telah terbit dengan sempurna. cahaya yang begitu terang itu menyinari pagi ini… Naufal bisa merasakan hangatnya cahaya itu… tapi, sesuatu menyentuh tangannya.

Naufal membulatkan mata, Dilihatnya tangan mungil Ariana mulai bergerak. sesegera mungkin Naufal memanggil Dokter.

“Terimakasih karna kau sudah bangun”
bisikan pelan Naufal di dalam hatinya… ia tersenyum senang.

Dokter mulai memeriksa Ariana lagi, Naufal menunggu di luar dan di sana juga ada ibunda Ariana yang berdiri tepat di sebelah Naufal.

Selang beberapa menit… Dokter keluar dari ruangan, ia tersenyum parau.
“ibunda Ariana?”
“iya, saya Dok”
“mari ke ruangan saya sebentar”

Dokter berjalan meninggalkan tempat itu, ibunda Ariana mengekor di belakangnya. Naufal memasuki ruangan tempat Ariana dirawat.
Ia tersenyum saat dilihatnya, gadis yang ia cintai sedang duduk sambil menatap jendela kaca. mata Ariana masih indah seperti beberapa hari sebelum ia masuk ke rumah sakit ini.
Perasaan gelisah yang sebelumnya membuncah kini berubah menjadi kelegaan. Jika boleh jujur, Naufal sungguh bahagia bisa menatap mata indah Ariana terbuka

“kau siapa?”

Senyum yang sedari tadi terkembang bak pelangi seketika luntur. 2 kata yang terlontar barusan seketika menghentikan saraf sadar Naufal. sekarang rasa takut kembali berputar dihatinya.

“apa kau seseorang yang dekat denganku?”



Ariana menatap wajah Naufal lekat-lekat. ia yakin ia pernah melihat lelaki ini… tapi bayangannya tentang siapa sosok di depannya ini kosong… seperti terhapus.

Naufal menghembuskan nafasnya. Mencoba menghilangkan rasa takut yang menyelubunginya kini.

“apa benar kau tak mengenaliku?” sahut Naufal

Di balik pintu tampak ibunda Ariana menangis sambil membekap mulutnya sendiri, melihat pemandangan antara Naufal dan anaknya Ariana.

“aku benar-benar tak tau siapa kau.”
“ohh mungkin aku salah masuk ruang inap. maafkan aku” ujar Naufal sambil berlalu meninggalkan Ariana yang masih tampak bingung akan Naufal. saat Naufal keluar ruangan dilihatnya ibunda Ariana sedang berdiri memandangnya dengan mata yang bengkak seperti habis menangis.

Naufal tersenyum lalu berkata “dia sudah sadar total tante… saya pergi dulu.”

2 bulan berlalu…
Satu hal yang sekarang paling sering Naufal lakukan adalah, meminum kopi hitam sebanyak mungkin, pola makan yang tak bagus, lebih sering bolos kuliah, membiarkan rambutnya agak panjang. penampilannya sungguh tampak kacau
dari Naufal 2 bulan yang lalu. saat sebelum kejadian ironis yang ia terima.
Berapa kali ia merasakan sakit pada perutnya. walau begitu, tetap saja Naufal acuh tak acuh.

Sekarang, hidupnya tak punya tujuan lagi. sekarang, ia bukan Naufal yang dulu. Bahkan untuk menatap Ariana sebentar saja ia tak bisa
Ia selalu menghindar, menghindar dari kenyataan jika Ariana tak mengenalnya.
Gadis itu memang benar-benar sudah tak mengenalnya lagi…
Dan Naufal pun, benar-benar tak mengerti skenario yang sedang berjalan kini.

“woi Bro!” sapaan Dani barusan membuat Naufal terkejut.
“eh elo, Dan”
“tumben lo masuk kuliah”
“jadi lo mau gue gak masuk selamanya?” ujar Naufal dengan kesalnya.
“hahaha santai bro. bukan itu maksud gue. selama 2 bulan ini kan lo jarang masuk… penampilan lo sekarang pun kacau banget. ada apa sih lo?”




Naufal mengalihkan pandangannya kepenjuru kantin, di sudut kanan… ada Ariana yang sedang bersenda gurau bersama teman-temannya. Naufal tersenyum tipis. ia bahagia jika Ariana sekarang bahagia tanpa mengenalnya.

Dani menatap arah pandangan Naufal.
“ekh, lo gak ada masalah kan dengan Ariana? Jangan bilang kalo lo putus dari dia?”
“gue gak tau yang namanya putus tuh kayak gimana… yang gue tau sekarang gue ngerasa kehilangan… kehilangan sesuatu yang sangat berharga”
Dani menggebrak meja, ia frustasi mendengar penuturan dari Naufal barusan.
“jadi benar lo putus!!”
Suara Dani yang begitu besar itu menggema sampai seisi kantin mendengarnya. semua memandang mereka berdua dengan heran. Naufal hanya bisa menepuk jidat dan membuat Dani duduk kembali.

“tenang Dan… gue yang bermasalah kok lo yang frustasi”
“habisnya lo gak pernah kasih tau gue! lo tau kan gue ini pendukung hubungan kalian nomer satu…”

“Sebenarnya… dia hilang ingatan. karna kecelakaan 2 bulan lalu.”
Seolah mengerti… Dani memegang kuat bahu Naufal, memberikan semangat. lalu tersenyum
“dia gak bakal ingat lo, kecuali lo yang berusaha membantunya buat mengingat kenangan kalian… lo tau kan? cinta itu punya kekuatan yang aneh! jadi semangatlah Naufal. jangan buang hidup lo begini …”
Naufal tersenyum, ia mengangguk pelan. Namun tiba-tiba ia merasakan sakit pada perutnya. Sakit yang biasa ia rasakan 2 bulan terakhir ini.

“lo… elo… lo kenapa, Fal”
“gue gak kenapa-napa Dan. Gue duluan ya”
Sedang setengah hati, Dani membiarkan Naufal pergi entah kemana.

Dari jauh, mata Elang Ariana mengekori kepergian Naufal. hatinya merasakan sesuatu, kekhawatiran dan kegelisahan.
Rasa yang sama yang pernah Naufal rasakan dulu, saat Ariana terbaring lemah di rumah sakit.

‘Cintaku hanya sebatas cerita. cerita masa lalu yang berakhir tragis untuk kurasain. Aku tak bisa terus membuatmu ada dalam naunganku. karna hidup harus terus berlanjut. Orang yang bisu akan selamanya bisu. orang yang lumpuh akan selamanya lumpuh. orang yang lupa ingatan akan selamanya lupa ingatan… karna apa? karna memang itu yang harus terjadi’

Tulisan keputusasaan yang ditulis Naufal. Naufal jadi tambah yakin untuk men-cap kan dirinya sebagai lelaki pengecut sepanjang masa.
Naufal mengacak-acakkan rambutnya frustasi.
Ia tak tau lagi apa yang sebaiknya ia lakukan.

Ariana menatap berlembar-lembar foto kenangannya dia bersama Naufal. air mata menetes di kedua belah pipinya..
Ia tak menyangka jika lelaki ini adalah kekasihnya yang selama ia di rumah sakit, lelaki ini turut menjaganya. yang paling tak menyangka, bisa-bisanya ia melupakan sosok ini… bisa-bisanya ingatannya tentang lelaki ini juga hilang…
“benarkah?? apa benar semuanya tentangmu dan aku itu adalah nyata? bukan hanya sebuah cerita?”

Ariana mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar bernuansa kuning miliknya ini…
Manik matanya menangkap sesuatu… sebuah kotak berwarna coklat yang dibalut dengan pita berwarna merah hati. kotak itu berdiri tegak di atas lemari pakaiannya.
penasaran, Ariana mengambil kotak itu.
Ia menghembuskan nafasnya untuk menghilangkan debu di kotak tersebut.
perlahan-lahan ia membuka kotak itu…
Ariana kembali mengeluarkan airmatanya.
Gadis itu kembali menangis…
mengeluarkan kekecewaan yang ditujukan pada dirinya sendiri.

Naufal berlari-lari tergesah-gesah menuju taman kampus. beberapa kali ia menabrak orang yang lewat. bukan sengaja, melainkan karena ia harus segera sampai di taman.

Naufal menghembuskan nafasnya yang tak stabil karna habis berlari. sekarang ia telah sampai di taman. dilihatnya seorang gadis cantik berdiri membelakanginya.




“Ariana?”

Gadis itu menoleh, ia tersenyum manis kepada Naufal. Demi tuhan… Naufal tak bisa berhenti bersyukur melihat gadis itu tersenyum padanya. setelah 2 bulan, sejak kecelakaan itu, Naufal tak pernah lagi mendapat senyuman dari gadisnya.

Bagi Naufal, sebuah senyuman saja sudah cukup.

“hay Naufal…”
“kamu…. akh, ada apa memanggilku dan menyuruhku kemari?”
“untuk memberikan ini”
Ariana menyodorkan kotak berwarna coklat dengan pita berwarna merah hati. Naufal mengambil kotak itu.
“untuk u? apa kau bisa mengingatku?”

Ariana bingung ingin menjawab apa dan hanya bisa terdiam. Bodohnya lagi, Air mata lolos jatuh di sudut matanya. ia tau jika ingatannya ini belum pulih. Tapi entah kenapa hatinya berkata ia harus memberikan hadiah itu.

Melihat itu, segera Naufal menghapus airmata yang jatuh di pipi Ariana. Ia tak sanggup melihat gadisnya ini sedih. Kebahagiaan Ariana adalah segalanya bagi Naufal. Setidaknya tangis Ariana lebih menyakitkan daripada fakta bahwa Ariana kehilangan ingatan.

Ariana menatap lekat wajah Naufal yang sangat dekat dengannya, seperti terhentak listrik, jantung Ariana berdetak dengan hebat. Tak kalah hebat dengan debaran yang juga sedang dirasakan Naufal
Dan tanpa dikomando, ingatan itu muncul sendiri di kepala Ariana. Untuk beberapa menit ia terdiam, menikmati layar lebar yang muncul di otaknya.

Ariana langsung memeluk erat tubuh tinggi milik Naufal. Naufal kaget sampai kotak yang ia pegang terjatuh ke tanah, namun ia membalas pelukan Ariana. pelukan Ariana yang tak pernah berubah, selalu saja hangat.

“maafkan aku karna telah terlambat untuk mengingatnya.” ucap Ariana sambil terisak.
“Maafkan aku juga karna bersikap seperti orang yang tak mengenalmu”
Naufal tersenyum, diam-diam ia bersyukur kepada tuhan karena telah memperbaiki benang merah antara dirinya dan Ariana.PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN


Ia sadar, dari tulisan yang ia buat kurang satu bumbu. Bumbu untuk percaya, bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini.

Naufal merenggangkan pelukannya. ia memegang perutnya yang terasa sakit. Naufal mengutuk perutnya sendiri karena mengganggu momen indah ini.

“ada apa?” tanya Ariana khawatir.
“aku hanya ada sedikit masalah dengan lambung”
“apa kau sudah sarapan?”
“hanya minum kopi” ucap Naufal sambil nyengir.
Ariana mencubit pinggang Naufal… “ayo kita sarapan!” ajak Ariana
“tapi aku ingin membuka ini dulu”

Dengan perlahan Naufal membuka kotak itu, isinya adalah sebuah jam waker yang berlatar gambar mereka berdua yang sedang menyingsing matahari bersama.

Naufal tersenyum
“kenapa jam waker?”
“Agar kamu gak berfikir kalo cinta kita hanya sebatas cerita, tapi cinta kita seperti waktu, yang membangunkan kita dari setiap permasalahan kita. jadi, mari singkirkan waktu-waktu yang sebelumnya… menjadi alarm bahwa kita harus menerima lika liku yang kita hadapi!”
Naufal tersenyum menatap Ariana, kembali ia peluk erat tubuh mungil itu. lalu mengecup kening sang gadis. sambil berkata…
“aku selalu menerima lika liku itu, selalu”

END





No comments:

Post a Comment

Sports

Business

Life & style

Games

Fashion

Technology