Monday, September 16, 2019

Dengan Ibu Dosen

Dengan Ibu Dosen

Dengan Ibu Dosen


Aku teringat akan kisah yang terjadi 18 tahun yang lalu, ketika aku masih di alam persekolahan. Kisah yang akan kuceritakan ini mendatangkan kesan yang mendalam terhadap kehidupanku. Umurku sekarang 30 tahun lebih. Sewaktu berada di tingkat 5, di salah satu sekolah di Malaysia ini, aku terkenal dengan sifatku yang pemalu dan takut terhadap wanita.

Ketakutanku itu bukan kerena takut seperti selayaknya orang melihat hantu, tetapi adalah karena tidak adanya kekuatan dalam diriku untuk berhadapan dan bergaul dengan mereka. Walau bagaimanapun, aku seorang yang happy go lucky, suka bersenda gurau. Agen Sakong

Sekolahku tu pulak, sekolah laki-laki. Semua pelajarnya laki-laki, wanita yang ada hanyalah Dosen saja. Jadi semakin bertambahlah ketakutanku pada kaum hawa itu.

Walaupun aku tidak berani berhadapan dengan wanita, keinginanku untuk bergaul dengan mereka sangat tinggi. Aku sering berangan-angan memiliki pacar, dan aku juga suka cemburu melihat teman-temanku yang punya pacar dan sering keluar bersama pacar mereka. Aku juga memilki tabiat yang lain, yaitu gemas jika melihat wanita dewasa dan seksi, terutama yang keturunan Cina. Cerita sex

Bila aku pergi ke tempat renang, aku sering onani setelah melihat cewek-cewek Cina yang seksi dan menggairahkan itu. Akibatnya aku jarang sekali berenang. Di sekolahku, dosen wanitanya lebih banyak dari pada dosen pria.

Ada yang Cina, India, dan yang Melayu pun ada. Di antara dosen perempuan tersebut, ada tiga orang yang setengah baya dan seksi. Dua orang Cina dan seorang lagi Melayu. Dosen Cina yang dua orang ini mengajar di semester 6, selalu menggunakan kaos saja jika datang ke sekolah. Judi Sakong

Yang pertama namanya Miss Wong dan satunya lagi Madam Chong. Madam Chong walaupun sudah memiliki tiga orang anak dan umurnya sudah dekat 40 tahun, tetapi badannya masih seksi.


Sedangkan Miss Wong masih belum menikah, tetapi umurnya sudah cukup matang, kurang lebih 30 tahun. Tubuhnya masih montok. seperti biasa, cewek Cina memang punya bentuk badan yang menarik. Sedangkan dosen wanita satunya itu adalah dosen Melayu yang baru saja dipindahkan ke sekolah ini, dengar kabar dia berasal dari Trengganu. Dia pindah sebab ikut suaminya yang pindah kerja ke sini. Judi Sakong

Kami memanggilnya Dosen Hanizah yang berusia sekitar 25 tahun. Beliau baru saja menikah dan mempunyai seorang anak yang baru berumur setahun lebih. Kabarnya, setelah lulus kuliahnya, dia terus menikah. Tinggal di Kuala Trengganu selama setahun, terus pindah ke sini. Suaminya bekerja sebagai Pegawai Pemerintahan. Aku sangat suka melihat ketiga orang dosen ini, wajah mereka dan badan mereka sungguh menawan, terutama dosen Hanizah. Walaupun dia tidak berpakaian seksi, apalagi bertudung tetapi tetap mengairahkan.

Jika Miss Wong atau Madam Chong ingin pulang, atau baru sampai, aku pasti mendekati ke arah mobil mereka. Bukannya mau menolong membawakan buku mereka, tetapi ingin melihat paha seksi mereka ketika sedang duduk di dalam mobil. Kemaluanku pun terangsang saat itu. Kalau Dosen Hanizah agak susah dilihat keseksiannya, sebab dia bertudung dan berbaju kurung ke sekolah. Jika dia memakai kebarung, baru kelihatan sedikit bentuk tubuhnya yang montok dan molek itu.

Apa yang aku sangat suka pada Dosen Hanizah adalah wajahnya yang lembut dan menawan, suaranya manja bila berbicara. Dengan bentuk badan yang kecil molek, kulit yang putih akan memukau mata siapa saja yang memandang. Tetapi sayang seribu kali sayang karena ketiga dari mereka tidak ditakdirkan mengajar di kelasku.

Aku hanya dapat melihat mereka pada waktu istirahat, waktu rapat bersama ataupun di ruang guru saja. Jarang sekali kesempatan yang mengijinkanku bersama dengan mereka. Aku teringat akan kisah yang terjadi 18 tahun yang lalu, ketika aku masih di alam persekolahan.

Kisah yang akan kuceritakan ini mendatangkan kesan yang mendalam terhadap kehidupanku. Umurku sekarang 30 tahun lebih. PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Sewaktu berada di tingkat 5, di salah satu sekolah di Malaysia ini, aku terkenal dengan sifatku yang pemalu dan takut terhadap wanita. Ketakutanku itu bukan kerena takut seperti selayaknya orang melihat hantu, tetapi adalah karena tidak adanya kekuatan dalam diriku untuk berhadapan dan bergaul dengan mereka.

Walau bagaimanapun, aku seorang yang happy go lucky, suka bersenda gurau. Sekolahku tu pulak, sekolah laki-laki.

Semua pelajarnya laki-laki, wanita yang ada hanyalah Dosen saja. Jadi semakin bertambahlah ketakutanku pada kaum hawa itu. Walaupun aku tidak berani berhadapan dengan wanita, keinginanku untuk bergaul dengan mereka sangat tinggi.

Aku sering berangan-angan memiliki pacar, dan aku juga suka cemburu melihat teman-temanku yang punya pacar dan sering keluar bersama pacar mereka. Aku juga memilki tabiat yang lain, yaitu gemas jika melihat wanita dewasa dan seksi, terutama yang keturunan Cina.

Bila aku pergi ke tempat renang, aku sering onani setelah melihat cewek-cewek Cina yang seksi dan menggairahkan itu. Akibatnya aku jarang sekali berenang. Di sekolahku, dosen wanitanya lebih banyak dari pada dosen pria.

Ada yang Cina, India, dan yang Melayu pun ada. Di antara dosen perempuan tersebut, ada tiga orang yang setengah baya dan seksi. Dua orang Cina dan seorang lagi Melayu.

Dosen Cina yang dua orang ini mengajar di semester 6, selalu menggunakan kaos saja jika datang ke sekolah. Yang pertama namanya Miss Wong dan satunya lagi Madam Chong.

Madam Chong walaupun sudah memiliki tiga orang anak dan umurnya sudah dekat 40 tahun, tetapi badannya masih seksi. Sedangkan Miss Wong masih belum menikah, tetapi umurnya sudah cukup matang, kurang lebih 30 tahun. Tubuhnya masih montok. seperti biasa, cewek Cina memang punya bentuk badan yang menarik.

Sedangkan dosen wanita satunya itu adalah dosen Melayu yang baru saja dipindahkan ke sekolah ini, dengar kabar dia berasal dari Trengganu.

Dia pindah sebab ikut suaminya yang pindah kerja ke sini. Kami memanggilnya Dosen Hanizah yang berusia sekitar 25 tahun. Beliau baru saja menikah dan mempunyai seorang anak yang baru berumur setahun lebih. Kabarnya, setelah lulus kuliahnya, dia terus menikah. Tinggal di Kuala Trengganu selama setahun, terus pindah ke sini.

Suaminya bekerja sebagai Pegawai Pemerintahan. Aku sangat suka melihat ketiga orang dosen ini, wajah mereka dan badan mereka sungguh menawan, terutama dosen Hanizah. Walaupun dia tidak berpakaian seksi, apalagi bertudung tetapi tetap mengairahkan. Jika Miss Wong atau Madam Chong ingin pulang, atau baru sampai, aku pasti mendekati ke arah mobil mereka. Bukannya mau menolong membawakan buku mereka, tetapi ingin melihat paha seksi mereka ketika sedang duduk di dalam mobil. cerita tante sex PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Kemaluanku pun terangsang saat itu. Kalau Dosen Hanizah agak susah dilihat keseksiannya, sebab dia bertudung dan berbaju kurung ke sekolah. Jika dia memakai kebarung, baru kelihatan sedikit bentuk tubuhnya yang montok dan molek itu. Apa yang aku sangat suka pada Dosen Hanizah adalah wajahnya yang lembut dan menawan, suaranya manja bila berbicara. Dengan bentuk badan yang kecil molek, kulit yang putih akan memukau mata siapa saja yang memandang. Tetapi sayang seribu kali sayang karena ketiga dari mereka tidak ditakdirkan mengajar di kelasku. Aku hanya dapat melihat mereka pada waktu istirahat, waktu rapat bersama ataupun di ruang guru saja.

Jarang sekali kesempatan yang mengijinkanku bersama dengan mereka. Entah bulan berapa, aku tidak ingat, kalau tidak salah dalam bulan Maret, dosen metematikaku pindah ke sekolah lain, alasan pindahnya aku tidak ingat. Jadi, selama 2 minggu kami tidak belajar matematika. Memasuki minggu yang ketiga, waktu pelajaran matematika, Dosen Hanizah masuk ke kelas kami. Kami semua keheranan, apakah dia masuk untuk mengganti sementara atau mengajar mata pelajaran ini untuk menggantikan dosen lama.

Dosen Hanizah yang melihat kami keheranan, menjelaskan bahwa dia akan mengajar matematika untuk kelas ini menggantikan dosen lama. Dengan tidak disangka, semua siswa dalam kelas bersorak gembira termasuk aku. Aku tidak tahu mereka gembira karena mendapat dosen baru atau gembira karena hal lain. Yang pasti, aku gembira sebab dosen yang paling cantik, yang selalu kudambakan akan masuk mengajar di kelas ini. Ini berarti aku dapat melihat dia lebih sering.

Mulai hari itu, Dosen Hanizah yang mengajar matematika. Aku pun jadi menyukai pelajaran ini, walaupun aku tidak pernah lulus matematika sebelumnya. Aku sering tanya dan menemui dia, bertanya masalah matematika. Dari situ, pengetahuan matematikaku bertambah, aku lulus juga akhirnya dalam ujian bulanan walaupun hanya mendapatkan nilai yang cukup.

Oleh kerena terlalu menyukai Dosen Hanizah, aku jadi sedikit banyak mengetahui latar belakangnya. Kapan tanggal lahirnya, tinggal dimana dan bagaimana keadaan keluarganya. Dalam bulan Juni, Dosen Hanizah ulang tahun, aku mengajak teman satu kelas untuk mengucapkan “Selamat Hari Ulang Tahun” bila dia masuk nanti. Ketika Dosen Hanizah masuk ke kelas, ketua kelas mengucapkan “Selamat Hari Ulang Tahun Dosen” dan diikuti oleh kami semua.

Dia terperanjat, dan bertanya dari mana kami semua tahu tanggal ulang tahunnya. Anak-anak yang lain menunjuk aku, mereka bilang kalau aku yang memberitahu. Dosen Hanizah bertanya, “Dari mana kamu mengetahuinya..?” “Ada lah…” jawabku, setelah itu dia tidak bertanya lagi. Dosen Hanizah tinggal di rumah teres yang bersebelahan dengan komplek dekat tempat tinggalku, kurang lebih 2 km jaraknya dari rumahku. Waktu liburan, aku selalu berkeliling dengan sepeda ke komplek perumahan tempat tinggalnya. Aku tahu rumahnya dan selalu mampir di situ.

Pernah sekali itu, waktu sedang bersepeda, Dosen Hanizah sedang memasukkan sampah ke dalam tong di luar rumah. Dia melihatku, dan terus memanggilku. Aku pun segera pergi ke arahnya. Dia tidak memakai tudung, terurailah rambutnya yang lurus sebahu itu. Sungguh ayu aku melihatnya sore itu. “Azlan, rumahmu dekat sini ya..?” tanyanya dalam logat Kedah. “Tidak juga.” balasku, “Tapi memang tidak terlalu jauh sih.” “Anda tinggal di sini..?” aku tanya padanya meskipun aku sudah tahu.  PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

“Iya..” “Sendirian aja? Mana suaminya?” “Ada di dalam, dengan anak saya.” Ketika kami asyik berbicara, suaminya keluar, menggendong anak perempuan mereka. Terus aku diperkenalkan kepada suaminya. Aku berjabat tangan dan menegur anaknya, sekedar menunjukkan rasa hormatku. Suaminya tidak terlalu ganteng, tetapi terlihat bergaya, maklumlah pegawai. Setelah agak lama, aku minta diri untuk pulang. Sudah 6 bulan Dosen Hanizah mengajar kami, aku bertambah pandai dalam matematika.

Dan selama itulah aku sering berada di kelasnya. Aku sering membayangkan keadaan Dosen Hanizah tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, pasti indah sekali. Dengan bentuk tubuh yang montok, kecil, pinggang yang ramping serta kulit yang cerah, jika telanjang pasti membuat orang yang melihatnya ingin segera menerkam tanpa berpikir dua kali. Tetapi, aku hanya dapat melihat rambutnya saja di sore itu. Hari ini libur, libur karena memperingati peristiwa Sukan Tahunan.

Aku tidak tahu hendak kemana, aku lelah bersepeda dan mengayuh tanpa arah tujuan. Agak jauh kali ini aku berkeliling, ketika ingin pulang aku melewati kawasan perumahan Dosen Hanizah, waktu itu langit gelap dan kelihatannya ingin hujan. Aku berharap bisa tiba di rumah sebelum kehujanan. Tetapi belum sampai di kawasan rumah Dosen Hanizah, hujan mulai turun, dan lama-lama semakin lebat. Pakaianku basah kuyup. Aku tidak berhenti, terus saja mengayuh sepedaku. cerita sex ngentot

Aku tidak sadar ternyata ban sepedaku semakin kempes, seharusnya aku memompa dulu sebelum keluar tadi. walaupun sebentar lagi akan tiba di kawasan rumah Dosen Hanizah, aku tidak boleh menaiki sepedaku lagi, karena kalau dinaiki juga, akan semakin rusak ban sepedaku. Kemudian aku menuntun sepeda sampai ke rumah Dosen Hanizah. Niatnya aku akan meminjam pompa sepeda kepadanya. Ketika tiba di depan pintu pagar rumahnya, aku tekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian, pintu rumah dibuka, dari jauh terlihat Dosen Hanizah menggunakan kain batik dan berbaju T-Shirt sedang memperhatikanku. “Dosen..!” jeritku. “Ada apa Azlan..?” tanyanya keheranan melihat aku yang basah kuyup dalam hujan lebat dengan kilat yang sabung menyabung. “Saya mau pinjam pompam, ban sepeda saya kempes.” “Tunggu sebentar..!” jeritnya.

Dosen Hanizah masuk kembali ke rumah dan keluar membawa payung. Dia membukakan kunci pintu pagar dan memintaku untuk masuk. Ketika menuntun sepeda masuk, mataku memperhatikan Dosen Hanizah yang berada di depan, melenggang-lenggok berjalan menuju ke dalam. Dari belakang, kerampingannya terlihat jelas, dengan t-shirt yang agak ketat dan kain batik yang dililit memperlihatkan bentuk badannya yang menarik. Punggungnya yang montok dan pejal itu membangkitkan gairahku ketika dia berjalan.

Kemaluanku langsung menegak dalam kebasahan. Cerita Porno 2016 “Memangnya dari mana saja kamu, kok naik sepeda hujan-hujanan?” tanyanya ketika tiba di depan pintu. “Jalan-jalan saja, sudah mau pulang tetapi ban sepeda saya kurang angin,” jelasku. “Anda punya pompa ngga..?” “Saya lihat dulu di gudang. Masuklah dulu.” menawarkan kepadaku. “Ngga apa-apa kok, nanti malah basah pula rumah Anda.” “Tunggu dulu…” Dosen Hanizah pun meninggalkanku kedinginan di situ, dia terus pergi ke dalam. Sebentar kemudian dia keluar membawakan pompa dan handuk. “Nah… ini…” diulurkannya pompa itu ke arahku. cerita dewasa umum

Meskipun aku lelah tetapi langsung terus memompa angin ke dalam ban sepedaku. “Ingin lansung pulang habis ini?” “Yaa.. habis mompa terus pulang.” “Hujan selebat ini mau nekat pulang?” “Tak apa-apa, sudah basah kuyup juga kok,” jawabku lalu terbersin. “Nah.., kan kelihatannya kamu mau kena selsema tuh.” “Hanya sedikit bersin kok,” kataku lalu menyerahkan pompa kepadanya, “Terima kasih Bu..” “Ada-ada saja kamu, handuk nih, handuki sampai kering dulu badanmu..” katanya sambil memberikan aku handuk yang dipegangnya sejak tadi. Aku mengambil handuk itu dan mengelap rambut dan mukaku yang basah.

Aku dengan santainya berhandukan seperti di rumah sendiri, aku buka baju di depan dia. Setelah itu, baru aku ingat kalau aku berada di depan dosenku. “Sori Bu…” kataku perlahan. Dosen Hanizah pergi ke dalam. Kukira dia marah sebab aku buka baju di depan dia, tetapi dia datang sambil membawakan sarung, T-Shirt dan sebuah bakul. “Nah, ganti bajumu pakai ini..!” katanya sambil memberikannya kepadaku, “Baju basahnya taruh dalam bakul ini.” Kulemparkan bajuku ke dalam bakul.  PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Kubuka celanaku langsung di depannya, tetapi dengan kusarungkan dulu tubuhku dengan sarung pemberiannya. Setelah mengeluarkan dompetku, kumasukkan celana panjangku yang basah itu ke dalam bakul, dan yang terakhir celana dalamku. “Masuk dulu, tunggu sampai hujan berhenti baru kau pulang..” sambung Dosen Hanizah sambil mengambil bakul berisi pakaian basahku. “Nanti dulu, saya keringkan baju ini dulu yah..?” Aku pun mengikuti dia masuk.

Setelah pintu dikunci, aku disuruh duduk di ruang tamu dan Dosen Hanizah terus pergi ke dapur. Aku melihat-lihat perhiasan rumahnya, agak mewah juga perabotan dan perhiasannya. Ketika asyik melihat-lihat, Dosen Hanizah datang dengan membawakan segelas minuman dan meletakkannya di atas meja, lalu dia duduk berhadapan denganku. “Minumlah. Bajumu lagi Saya keringkan di belakang.” Aku pun mengambil nescafe itu dan menghirupnya. “Mana suami Anda?” tanyaku memulai pembicaraan. “Kerja..” “Oh ya, hari ini kan hari kerja,” balasku. “Anak..?””Sedang tidur. Kamu duduklah dulu, saya ada kerjaan di belakang.” katanya sambil berdiri dan meninggalkanku.

“Oke…” ringkas jawabku. Hujan di luar masih turun dengan lebat dan diikuti dengan bunyi guruh yang memekakkan telinga. Aku melihat-lihat kalau ada buku yang bisa kubaca dan ternyata ada. Aku ambil sebuah novel dan mulai melihat-lihat. Sehelai demi sehelai kubuka isi novel itu, walaupun tidak kubaca. Aku sebenarnya sedang tidak ingin membaca, tetapi daripada tidak ada yang dapat kuperbuat, lihat-lihat saja juga lumayan. cerita bokep

Aku tidak tahu apa yang sedang Dosen Hanizah perbuat di belakang. Ketika membaca halaman demi halaman, pikiranku jauh melayang membayangkan gambaran fantasiku bersama Dosen Hanizah. Aku teringat akan cerita-cerita X dan blue film yang kutonton dulu, bila kejadiannya seperti ini, pasti akan berakhir dengan adegan asmara. Aku membayangkan diriku akan berasmara dengan Dosen Hanizah, seperti di dalam film yang pernah kutonton. Sudah hampir 20 menit, hujan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Aku menjadi ingin buang air kecil, maklumlah udaranya dingin. Aku bangun dan terus menuju ke belakang untuk mencari kamar mandi.

Ketika aku hampir sampai di kamar mandi, aku sekilas melihat Dosen Hanizah sedang masuk ke kamarnya, hanya dalam keadaan menggunakan handuk saja, mungkin baru keluar dari kamar mandi. Pada saat melihat tadi, aku tidak sempat melihat apa-apa kecuali tubuhnya yang hanya tertutup oleh handuk dan hanya sebentar aku melihatnya. Aku teruskan ke dapur, dan ketika melewati kamarnya, kudapati pintu kamarnya tidak tertutup rapat. Aku beranikan diri untuk pergi ke arah pintu dan mulai mengintip Dosen Hanizah yang ada di dalam, sedang berbuat apa aku pun tidak tahu. Minta ampun.., berdesir darahku, seperti tercabut jantungku rasanya melihat Dosen Hanizah yang dalam keadaan telanjang di dalam kamarnya. Serta merta kemaluanku menegak. sex ditempat umum




Aku hanya dapat melihat bagian belakangnya saja, dari ujung rambut sampai ke tumit, semuanya jelas terlihat. Saat itu Dosen Hanizah sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang tadi dipakainya. Inilah pertama kalinya aku melihat perempuan telanjang secara langsung, biasanya hanya dari video saja. Terpatung-patung aku di muka pintu melihat bentuk badan Dosen Hanizah yang seksi, pinggang ramping, punggung yang montok serta kulit yang putih mulus sedang mengeringkan rambutnya. Hampir timbul niatku untuk segera masuk dan meraba tubuhnya saat itu, tetapi aku takut nanti dia malah tidak mau dan menuduhku ingin berbuat cabul terhadapnya. Apa yang sedang dilakukan Dosen Hanizah terus memukau mataku.

Kadang handuk itu digosokkan ke celah selangkangannya, lalu dilapkan. Kemudian handuk itu dilemparkan ke atas gantungan. Secara tidak disadari, Dosen Hanizah membalikkan badannya ke arah pintu, tempat aku berdiri. Dia jongkok untuk membuka pintu lemari dan terlihatlah sekujur tubuh tanpa sehelai benang pun yang hanya selama ini menjadi khayalanku saja. Buah dada Dosen Hanizah yang menonjol segar kemerah-merahan itu sempat kuperhatikan, begitu juga dengan segitiga emas miliknya yang dijaga rapih dengan bulu yang tersusun indah, semuanya sempat kulihat. Bersamaan dengan itu, Dosen Hanizah menengok ke arah pintu dan melihat aku sedang memperhatikannya, dan, “Hei..!” sergahnya. Lalu dia menutup bagian tubuhnya dengan kain yang sempat diambilnya dari dalam lemari. PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Aku terkejut, terus lari meninggalkan tempat itu. Aku terus ke kamar mandi. Aku diam di situ hingga kemaluanku mengedur, sebelum kencing. Mana bisa aku kencing saat kemaluanku berdiri tegak dan keras. Ketika selesai, perlahan-lahan aku keluar, kudapati pintu kamarnya tertutup rapat. Mungkin Dosen Hanizah ada di dalam. Mungkin dia malu, aku pun malu kalau ketahuan dia saat aku mengintipnya. Aku terus ke ruang tamu. Sebenarnya setelah itu aku mau langsung pulang saja meskipun hujan belum reda, karena takut Dosen Hanizah marah sebab kuintip dia tadi. Tetapi, baju basahku ada padanya dan belum kering lagi.

Aku tidak tahu dimana dia meletakkannya, kalau tahu pasti kuambil dan terus pulang. Meskipun perasaanku tidak tentram tetapi aku tetap menunggu di ruang tamu sambil menduga-duga apa yang akan terjadi nantinya. Tidak lama kemudian, Dosen Hanizah pun datang. Dia menggunakan kain batik dengan kemeja lengan pendek. Wajahnya tidak menunjukkan senyumnya, tidak juga memperlihatkan tanda akan marah. Dia duduk di depanku, sempat juga aku sekilas memperhatikan pangkal buah dadanya yang putih itu. Dia menatap tepat ke arah mataku. Aku takut, lalu mengalihkan pandanganku. “Azlan..!” tegurnya dengan nada yang agak tinggi. cerita sex hot

Aku menoleh menantikan ucapan yang akan keluar dari mulut yang kecil berbibir munggil itu. “Sudah lama Azlan ada di dekat pintu tadi..?” “Minta maaf Bu..” balasku lemah, tunduk mengakui kesalahan. “Saya tanya, sudah lama Kamu lihat Saya sewaktu di dalam kamar tadi..?” dia mengulangi kata-katanya itu. “Lama juga…” “Kamu melihat apa yang saya perbuat..?” Aku mengangguk lemah dan berkata, “Maafkan Saya Bu…” “Azlan..! Azlan..! Kenapa kamu mengintip Saya..?” nada suara Dosen Hanizah kembali lembut. “Saya tak sengaja, bukannya mau mengintip, tapi pintu kamarnya yang tak rapat…” “Salah Saya juga, sebab tidak menutup pintu tadi.” balasnya.

Dosen Hanizah sepertinya tidak marah, kupandangi wajahnya yang ayu itu, terpancar kejernihan di wajahnya. Aku hanya mampu tersenyum dalam hati saja bila dia senyum sambil menggelengkan kepalanya. “Kenapa kamu kelihatan pucat..?” “Takut, takut Anda marah…” “Sudahlah, Saya tidak marah. Saya juga yang salah, bukan hanya Kamu. Sebenarnya siapa pun yang punya kesempatan seperti itu pasti akan melakukan yang Kamu lakukan tadi…” jelasnya. Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum. Tidak disangka Dosen Hanizah begitu sportif, walaupun dalam kasus begini seharusnya dia marah. “Aaa, tak tahu sopan juga Kamu…” katanya sambil mencubirkan bibir. Aku tertawa kecil mengenang peristiwa yang terjadi tadi. Bandar Poker

Sesungguhnya aku memang sudah bertindak yang tidak sopan sebab dengan sengaja melihat Dosen Hanizah yang bertelanjang bulat. Kemaluanku menegang di dalam sarung membayangkan tubuh montoknya Dosen Hanizah yang tidak dilindungi sehelai benang pun. Cepat-cepat kututupi dengan meletakkan bantal kecil ke atas kemaluanku. Jika terlihat Dosen Hanizah, bisa malu aku dibuatnya. “Lho, belum turun juga..?” tegurnya manja karena rupanya dia sempat melihat sarungku.

Aku menjadi malu dan posisi dudukku menjadi tidak nyaman lagi. Aku tidak mampu lagi untuk berkata-kata bila ditegur seperti itu. Agak lama suasana hening menyelubungi ruang tamu rumah yang dihias indah itu. “Bu..?” aku mula bersuara, “Sungguh hebat..!” “Apa yang hebat..?” “Pemandangan yang tadi kulihat.” “Apa yang Kamu lihat..?” “Perempuan telanjang.” “Heh..! Tak sopan betul Kamu ini..!” “Betul, Anda lihat saja ini..!” kataku sambil memindahkan bantal dari perutku. cerita hot janda

Menimbullah batang kemaluanku ditutupi sarung milik suaminya. “Tidak mau turun lagi dia..,” sambungku sambil menunjuk ke arah tonjolan di bawah pusarku yang bersarung milik suaminya. Dosen Hanizah tebengong-bengong dengan tindakanku, namun matanya terpaku di tonjolan pada sarung yang kupakai. “Hei..! Sopanlah sedikit..!” tegurnya. Aku membiarkan kemaluanku mencuat tinggi di sarung yang kupakai, aku tidak menutupnya, aku biarkan saja ia tersembul. Kubiarkan Dosen Hanizah menatapnya, tetapi Dosen Hanizah merasa malu, matanya dialihkan ke arah lain, sesekali matanya memandang ke arah tonjolan itu. “Bu..?” sambungku lagi. Dia terdiam menantikan kata-kata yang lain, sekali-kali dia memandang ke bawah. “Anda tahu tidak..? Anda lah orang yang paling cantik di sekolah kita…” “Mana mungkin..?” balasnya manja malu-malu. “Betul. Semua teman saya bilang seperti itu. Dosen lelaki pun bilang hal yang sama.

” “Alah, bohong…” “Betul, saya tidak membual…” “Apa buktinya..?” “Buktinya, tadi. Saya sudah melihat seluruh lekuk tubuh anda ketika anda tidak memakai baju tadi. Itulah buktinya.” jawabku dengan berani. Aku kira dia akan marah, tetapi Dosen Hanizah terdiam, dia tertunduk malu. Melihat gelagatnya itu, aku semakin berani mengucapkan kata-kata yang lebih sensual. “Badan Anda kecil dan molek, kulit Anda putih, pinggang ramping, punggung montok…” “Ah, sudah, sudah..!” dia memotong perkataanku. Terlihat wajahnya menjadi merah menahan malu, tetapi aku tidak peduli, kemudian aku meneruskan rayuanku, “Punggung Anda tadi Saya lihat padat dan montok. cerita sex sedarah PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Itu dari belakang. Ketika Anda berbalik ke depan, kemaluan Anda yang cantik itu membuat batang Saya hampir patah. Tetek Anda membuat Saya ingin langsung menghisapnya, terlihat sedap.” sambungku. Terlihat saat itu Dosen Hanizah tidak membantah, dia masih tetap tertunduk malu. Masa aku akan bilang seperti ini padanya, “Penisku jangan berontak, kayak mau tercabut, punyaku tegang tak tahu kalau aku lagi berusaha.” tapi itu hanya dalam hati saja. Dosen Hanizah masih tunduk membisu, perlahan-lahan aku bangun menghampiri dan duduk di sebelah kirinya.

Aku rasa dia merasakan niatku, tapi dia seakan-akan tidak tahu. Aku rangkulkan tangan dan memegang belakang badannya. “Rilek Bu.., Saya hanya main-main saja..!” Dia terkejut ketika kupegang punggungnya. Lalu dia goyangkan badan, aku pun segera menurunkan tanganku itu. Aku masih tetap di sebelahnya, bahu kami bersentuhan, paha kami juga bergesekan. Hujan makin lebat, tiba-tiba terdengar bunyi petir yang agak kuat. Dosen Hanizah terkejut dan dengan spontan dia memeluk diriku. Aku pun terkejut, turut mendekap kepalanya yang berada di dadaku. Sempat juga aku belai rambutnya.

Entah karena apa, dia sadar dan, “Sori…” katanya ringkas lalu membetulkan posisi duduknya. Aku melepaskan tanganku yang melingkari badannya, wajahnya kupandang, Dosen Hanizah menoleh ke arahku, tetapi setelah itu dia kembali terdiam dan tunduk ke bawah. Kaget juga kurasa tadi, mula-mula dapat melihat tubuhnya yang telanjang, setelah itu dapat memeluk sebentar. Puas, aku puas walaupun hanya sebentar. cerita sex terbaru

Entah bagaimana membayangkannya, saat itu petir berbunyi lagi dan saat itu seakan-akan menyambar dekat bangunan rumah dosenku. Terperanjat karena bunyi yang lebih dahsyat itu, sekali lagi Dosen Hanizah berpaling dan memeluk tubuhku. Aku tidak melepaskan peluang untuk memeluknya kembali. Kulingkarkan tangan kiriku ke pinggangnya yang ramping dan tangan kananku membelai rambut dan kepalanya. Kali ini aku rapatkan badanku ke arahnya, terasa buah dadanya yang pejal menekan-nekan dadaku. Dosen Hanizah mendongakkan kepalanya menatap wajahku. Aku masih tidak melepaskan dia dari rangkulanku, belakang badannya kuusap dari rambut sampai ke pinggang. Dia menatapku seolah-olah memintaku untuk melepaskannya, tapi aku menatap tepat ke dalam anak matanya. Mata kami bertemu, perlahan-lahan aku rapatkan wajahku ke arah wajahnya, bibirku kuarahkan ke bibirnya yang munggil dan separuh terbuka itu.

Makin rapat, dan hampir menyentuh bibirnya, dan bersentuhanlah bibirku dengan bibir dosen yang mengajarku matematika itu. Belum sempat aku mencium bibirnya, hanya terkena sedikit, Dosen Hanizah memalingkan wajahnya sambil tangannya mendorong badanku minta agar dilepaskan. Aku tetap tidak melepaskan dia, peluang seperti ini tidak mudah kudapatkan. Kutarik dia lagi lebih rapat. Terkejut Dosen Hanizah dengan tindakanku. “Azlan… tidak enak ahh…” Dosen Hanizah menolak sambil meronta lemah. Aku tidak peduli, kueratkan lagi pelukanku, dada kami bertemu, terasa denyut dadanya naik turun dengan nafas yang agak kencang. Agen Domino99

“Please Bu…” rayuku. “Tidak etis ahh.., Saya ini isteri orang..!” rontanya lagi. “Tenanglah Anda.., pleasseee…” balasku lagi sambil mencium lehernya dengan lembut. Sempat juga aku menjilat cuping telinganya. “Ja.. ja.. ngan.. lah..!” bantahnya lagi dengan suara yang terputus-putus. Dia memalingkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, mengelakkan ciumanku. Aku terus mencium lehernya sambil mengeratkan pelukan, karena tak ingin terlepas. “A.. a… zzlaaan.. ja…” belum sempat Dosen Hanizah menghabiskan kata-katanya, bibirku berpautan pada bibirnya, kali ini aku cium sekuat-kuatnya. “Mmmppphhh… mmmppphh…” Dosen Hanizah tidak bersuara lagi saat mulutnya kukecup. Dia meronta semakin kuat. Aku terus mencium dan mengecup bibir dan mulutnya sambil tangan kiri menggosok ke seluruh bagian belakang badan dan tangan kananku memegang kepalanya agar kecupanku tidak putus dari mulutnya.PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Diselingi dengan punggungnya yang pejal itu kuremas, kupecet semauku. Agak lama mulutku berpaut di bibirnya, hingga rontaannya semakin lemah, suaranya tidak lagi berbunyi, lama-kelamaan tidak ada lagi rontaan, sebaliknya tangan Dosen Hanizah memeluk erat leherku. Aku merasakan bibirnya mulai membalas ciumanku. Apa lagi, aku pun mula menciumnya dengan penuh mesra dan kelembutan, dia membalas sambil mengeratkan pelukannya. Terasa lidahnya dijulurkan. Aku menyambut dan lalu menghisap lidahnya, saling bergantian kami berhisap lidah. Pada waktu itu, hanya terdengar bunyi air hujan yang jatuh membasahi bumi dan bunyi kecupan mulut kami berdua. Agak lama kami berciuman, bertautan bibir dan lidah sambil berpelukan mesra.

Kemudian, Dosen Hanizah meleraikan tautan itu diikuti dengusan birahi, “Mmmm…” Kami bertatapan mata, tanganku masih dilingkarkan pada tubuhnya, badan kami masih saling rapat, nafasnya semakin kencang, nafsuku semakin meningkat diikuti dengan kemaluanku yang semakin menegang. Tatapan matanya yang redup itu bagaikan meminta sesuatu, sehingga kutambatkan sekali lagi bibirku ke bibirnya. Kami saling berciuman mesra, sesekali ciuman ditujukan ke arah leher yang putih itu, kucium, kugigit dan kujilat batang lehernya. Dosen Hanizah hanya menggeliat kegelian diperlakukan seperti itu. “Ooohhh… A.. zzlannn…” suara manjanya menusuk ke dalam lubang telingaku. Sambil berciuman, tangan kananku kugeser ke arah depan, buah dadanya kupegang, kuremas lembut. cerita hot dewasa  PREDIKSI TOGEL JITU  SEMUA PASARAN

Terasa ketegangan buah dadanya, pejal dan montok. Dosen Hanizah hanya dapat mendesis menahan keenakan yang dirasakannya. Ciumanku bergerak juga ke pangkal dadanya yang putih itu. Aku cium ke seluruh permukaan pangkal dadanya, kemejanya kutarik sedikit ke bawah, hingga menampakkan BH berwarna hitam yang dipakainya. Kepala dan rambutku diremas dan dipeluk erat oleh Dosen Hanizah ketika dadanya kucium dan payudaranya kuremas. “Aaahhh… mmmppphhh…” rintihannya membangkitkan nafsuku. Aku semakin berani, kancing kemejanya kubuka satu persatu sambil tetap aku mencium dan mengecup wajahnya. Mulut kami bertautan lagi ketika jari-jari tanganku sibuk menanggalkan kancing kemejanya, dan akhirnya habis juga kancingnya kubuka.

Perlahan-lahan sambil mencium mulutnya, aku melucutkan kemejanya ke belakang. Seperti dalam film, Dosen Hanizah meluruskan tangan agar kemeja itu dapat dilucutkan dari tubuhnya. Kini, bagian atas tubuh Dosen Hanizah hanya terbalut BH saja. Aku leraikan ciuman mulut, lalu mencium pangkal buah dada di atas BH-nya. Aku cium, aku jilat seluruh pangkal buah dadanya sambil meremas-remas. Suara rintihan Dosen Hanizah semakin kuat apabila kupencet putingnya yang masih berada di dalam BH. Dosen Hanizah merangkul erat dan meremas-remas rambutku. Sambil mencium dan meremas buah dadanya, kulingkarkan tanganku ke belakang dan mulai mencari kancing penyangkut BH yang dipakai Dosen Hanizah. Ketemu, dan terus kulepaskan kancing itu.

Perlahan-lahan aku menarik turun BH hitamnya ke bawah dan terus kulempar ke atas sofa. Terpukau mataku ketika bertatapan dengan payudaranya yang putih kemerahan yang tadi hanya dapat kulihat dari jauh saja. Aku puntir dan main-mainkan putingnya sambil mulutku mencium dan menjilat yang sebelahnya lagi. Suara desisan Dosen Hanizah semakin manja, semakin bergairah kudengar. Habis kedua belah payudaranya kujilat dan kuhisap semauku, putingnya kujilat, aku gigit mesra dengan diikuti rangkulan erat oleh Dosen Hanizah ke kepalaku. Sambil mengulum puting payudaranya, aku membuka t-shirt yang kupakai tadi, lalu melemparkannya ke bawah. cerita dewasa tante

Aku tidak berbaju, begitu juga Dosen Hanizah, kami berdua hanya bersarung dan memakai kain batik saja. Suasana dingin terasa oleh desiran hujan di luar, namun kehangatan tubuh Dosen Hanizah membangkitkan nafsu birahi kami. Aku terus memeluk Dosen Hanizah erat-erat sambil berkecupan mulut. Buah dadanya terasa hangat bergesekan dengan dadaku. Inilah perasaan yang sukar digambarkan, berpelukan dengan perempuan dalam keadaan tidak berbaju, buah dadanya yang pejal menekan-nekan dadaku ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan nafsu. Setelah agak lama berciuman dan berpelukan, kubaringkan Dosen Hanizah ke atas sofa itu.

Dia merelakannya. Aku menatap sekujur tubuh yang separuh telanjang itu di depan mata. Saat aku berdiri, Dosen Hanizah hanya memandang sayu melihatku melucutkan sarungku dan bertelanjang di hadapannya. Kemaluan yang sudah menegang itu memerlukan sesuatu untuk dijinakkan. Aku duduk kembali di sisinya, terus membelai buah dadanya yang menegang itu. Aku kembali mengulum puting payudaranya sambil tangan kananku turun ke arah lembah, lalu merabanya untuk mencari puncak kebirahian wanita yang begitu dipelihara. Segitiga emas milik Dosen Hanizah akan kuraba, aku mulai mengusap dan menggosok di bagian bawah lembah itu. Terangkat-angkat punggung Dosen Hanizah menahan keenakan dan kenikmatan yang sukar digambarkan oleh kata-kata.

Yang kedengaran hanyalah rintihan dan desisan manja yang mempesonakan birahiku, “Mmmpphhhmm… aaahhh…” Aku mulai melepaskan ikatan kain batiknya, dengan lembut aku menarik kain itu ke bawah untuk melucutkan terus dari tubuhnya. Segitiga emasnya hanya ditutupi secarik kain berwarna hitam yang juga harus kulucutkan. Kuusap kemaluannya dari luar, terasa basah dan lengket pada ujung lembah yang subur itu. cerita dewasa panas

Pahanya kuraba dan kuusap sambil lidahku menjilat dan mencium pusatnya. Bergelinjang badan Dosen Hanizah diperlakukan seperti itu. Kedua tanganku memegang celana dalamnya dan mulai melorotkan ke bawah, kutarik tubuhnya dengan punggung Dosen Hanizah diangkatnya sedikit, dan terlucutlah benteng terakhir yang ada pada tubuh Dosen Hanizah. Aku tidak melepaskan peluang untuk menatap sekujur tubuh lemah yang tidak dibaluti sehelai benang pun. Hal seperti ini sangat diinginkan oleh setiap insan bergelar lelaki, dan yang lebih lagi adalah ternyata yang berada di depan mata minta dijamah.

Terlihat vaginanya berair di sekeliling bulu-bulu tipis yang terjaga rapih. Kusentuh kemaluannya sehingga terangkat tubuhnya menahan keenakan. Kusentuh lagi dan kugesekkan jari-jariku melewati hutan itu, suara mengerang mengiringi gerak tubuhnya. Kelentitnya kumainkan, kupelintir sehingga suara yang dikeluarkan kali ini agak kuat diiringi dengan badannya terangkat karena kejang. Terasa basah jariku waktu itu, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi saat itu, tetapi sekarang baru kutahu bahwa Dosen Hanizah mengalami klimaks. Awalnya aku ingin menjilati vaginanya seperti yang ada di video BF, tetapi tak jadi sebab liang senggamanya sudah berair dan basah. Aku terus menghimpitkan tubuhku ke atas tubuhnya dengan lembut sambil mencium wajahnya. Piala Dunia 2018

Kemaluanku bergesekan dengan kemaluannya. Terasa ujung kejantananku bertemu dengan bulu dan air mani yang membasahi lembah kenikmatan itu. Setelah mendapatkan kedudukan yang tepat, kupegang kejantanan dan mengarahkan ke lubang senggamanya. Seperti dirancang, Dosen Hanizah membuka dan meluaskan kangkangannya sedikit. Setelah berada di ujung muara, aku pun melabuhkan tongkat nakhodaku ke dalam lautan birahi dengan perlahan-lahan diikuti oleh desisian dan raungan kami berdua yang bergantian, mengiringi terbenamnya tongkat ke dalam lembah di lautan.


No comments:

Post a Comment

Sports

Business

Life & style

Games

Fashion

Technology