Saturday, November 17, 2018

Cerita Sex Terbaru Enaknya Ngentot 2 Gadis Perawan Sekaligus


Cerita Sex Terbaru Enaknya Ngentot 2 Gadis Perawan Sekaligus

Cerita Sex Terbaru Enaknya Ngentot 2 Gadis Perawan Sekaligus – Berbeda dengan di daratan, malem taun baru dipulau sangatlah sederhana. Para tetamu ngumpul di aula untuk makan malam bersama.
Setelah semua selesai makan, kemudian ada home band yang memainkan lagu2 berdasarkan request tetamu, yang mo goyang ya goyanglah bersama pasangannya atawa berkelompok. Suasana hingar bingar karena musik yang sangat keras. Minuman ringan dan berakohol diedarkan, semuanya dah termasuk harga paket yang dibayar tetamu. Waktu berjalan terus, dan tak terasa sudah hampir pada detik pergantian taun. Suasana di aula menjadi makin riuh, sampe
akhirnya lampu dipadamkan dan home band memainkan lagu auld lang syne, yang membawa tetamu meninggalkan taun berjalan memasuki taun yang baru. Semua saling berpelukan, ada yang berciuman saling mendoakan agar dalam taun yang baru ini, segala harapan bisa terpenuhi.

Kemudian, yang pengen suasana yang lebih tenang mulai berpasangan
meninggalkan aula tempat pesta itu, termasuk kita ber3. Saat itu aku dan Dina hanya berbikini ria, seperti halnya para tetamu prempuan laennya. Para tetamu lelaki hanya memakai celana pendek gombrang dan bertelanjang dada. Tamunya campuran, ada orang lokal tapi banyak juga bule dan orang asia laennya. Sehingga berbikini bukan hal yang aneh, lagian kan kita ada di pulau yang nuansa liburan airnya kentel skalee. Kami hanya berjalan sekeliling pulau, bertelanjang kaki, merasakan lembutnya pasir yang kami injak. Mas Anto bikin joke terus2an sehingga suasana menjadi meriah. Kelihatan sekali dia dah pengen banget maen ama Dina yang nampak sangat merangsang dengan bikini minimnya. Memang toket Dina lebih besar dari toketku, kelihatan tak tertampung dalam bra bikini yang sepertinya kekecilan. Demikian cd bikininya yang sangat minim tak dapat menyembunyikan jembutnya yang lebat yang menyeruak dari samping kiri dan kanan pahanya dan sedikit dibagian atas cd itu. Akupun sebenarnya juga pake
bikini yang tak kalah minimnya, tapi aku ngerti, karena mas Anto pada
kesempatan terdahulu dah menggarap aku habis2an, pastinyalah dia pengen sekali menggarap bodi Dina. Sampelah akhirnya kita dipintu cottage kita. Mas Anto mengajak kita ke teras, aku duduk di kursi gantung sedang mereka berdua duduk merapat di dipan. Aku akan menceritakan apa yang mereka berdua lakukan secara detil seperti biasanya, tanpa melibatkan aku didalamnya.

Mas anto memulai aksinya. Dina dipeluknya. Aku menjadi hangat menonton aksi mereka, tapi aku mesti merelakan Dina untuk mereguk kenikmatan bersama mas Anto yang pertama. Mas anto mulai mengelus2 paha Dina sembari mencium bibirnya. Dinapun menyambut ciuman mas Anto. Tangan mas anto kemudian pindah kepipi Dina, dia sadar rupanya untuk lebih menahan diri, tidak langsung to the point. Dia mau Dina dibuat terhanyut dulu sebelum masuk ke acara utamanya.
Dina tersenyum. Merasakan belaian lembut jemari mas Anto di pipinya. mas Anto pun bergerak menyisir leher dan tengkuk Dina. Sampai di punggung, tangan kirinya ikut merangkul Dina dan seketika keduanya sudah berpelukan. Dina membenamkan seluruh tubuhnya ke mas Anto. Pelukannya bahkan lebih kuat dari mas Anto dan pantatnya ia geser mendekat. mas Anto mengangkat wajah Dina perlahan dan mulai menjilati daun telinga Dina. Balasan Dina hanya sebuah erangan manja berikut usapan halus disekujur punggung mas Anto. Tanpa ragu Dina mendekatkan bibirnya menyentuh bibir mas Anto. Halus, lembut dan perlahan penuh perasaan, keduanya saling mengulum bibir lawannya. Berpagutan dan saling bertukar lidah membuat suasana semakin hangat. “Maas…,” erang Dina. Mas Anto terus mencium Dina penuh kehangatan. Tangannya mulai menggerayangi sisi kiri tubuh Dina dan mulai dengan meraba toket Dina meremasnya pelan dari balik branya. Remasannya ke toket Dina semakin kuat. Tanpa ragu, ia menyisipkan jarinya dari sisi atas branya untuk merasakan langsung lembutnya toket montok itu. Dina mengerang dan berusaha mendekap mas Anto lebih kuat. Tangan mas Anto meremas makin kuat dan semakin ia
merasakan betapa kencangnya toket Dina. Kencang, Sembari tangan kanannya meremas toket Dina, dan lidahnya menjilati leher Dina. Tangan kirinya membuka pengait bra di belakang. Sekali terbuka, kedua tangannya menyusup dari bawah dan mengangkat bra Dina melewati leher. Dan sekejab ia langsung bisa melihat toket besar menantang itu langsung di depan matanya. Tak berlama-lama pentil
Dina sudah menjadi sasaran mulutnya. Kuluman bibir, gigitan kecil plus sapuan lidah membuat Dina terlonjak tak bisa menahan diri. Badannya menegang setiap mas Anto menghisap pentilnya. Ia bisa merasakan pentil Dina menyentuh telinganya saat ia berusaha membenamkan kepalanya ke sela-sela di antara dua toket tersebut. Erangan pelan mulai terdengar keras keluar dari mulut Dina. Nafas Dina mulai memburu dan matanya terpejam. Mulutnya sedikit terbuka dan setiap
isapan mas Anto di pentilnya mengeras, kepalanya terlonjak ke belakang. Tangannya hanya bisa menekan kuat punggung mas Anto. Tak hanya Dina yang terlena, mas Anto pun semakin bernafsu menggarap toket Dina yang menggairahkan itu. Ia menjelahi setiap titik toket Dina tanpa terlewatkan. Dina langsung menggamit lengan mas Anto dan memeluk laki-laki itu dan menempelkan keningnya ke dada mas anto. Ia membimbing tangan mas Anto ke arah selangkangannya. Ia merasakan sendiri sedikit demi sedikit me meknya mulai basah mengalirkan cairan hangat. Ia tahu persis telah dihinggapi nafsu.
mas Anto menyambut bimbingan tangannya dan mulai aktif menggerayangi selangkangannya. Dimulai dengan usapan lembut di atas daerah me meknya yang masih tertutup celana dalam bikininya. Dilanjutkan gosokan sedikit keras yang menekan me meknya. Sekali lagi, saat mas Anto menyentuh paha Dina bagian dalamnya, darahnya berdesir kencang, nafsunya semakin melonjak. mas Anto pun
tak mau berlama-lama menunggu. Sekali tarik, ia meloloskan celana dalam bikininya yang membuat Dina telanjang bulat. Tangan mas Anto mulai mengusap-usap it il dan bibir me meknya. Rasanya seperti melayang setiap sapuan jemari mas Anto mengenai me meknya itu. Dipadu permainan lidah di pentilnya, Dina semakin bernapsu. Lututnya terasa lemas yang membuat mas Anto semakin mudah menjelajahi daerah me meknya karena menjadi terbuka. Tak tahan melakukannya sambil duduk, Dina merebahkan tubuhnya ke dipan. Lututnya ditekuk dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar. mas Anto tak menyia-nyiakan



bibir me mek berwarna coklat muda yang terpampang di depannya. Jembut Dina yang lebat menutupi daerah selangkangannya. Sambil memeluk pinggang Dina dengan tangan kiri, ia mulai memainkan jari kanannya di seluruh permukaan me mek Dina. Dia tidak langsung memasukkan jari ke dalam me mek Dina. Ia lebih mementingkan usapan di it ilnya. Dengan ibu jari dan jari tengah, ia membuka kulit penutup it ilnya. Jari telunjuknya mulai meraba-raba permukaan it il
yang menyembul berwarna merah muda. Lonjakan pantat Dina terasa kuat setiap ia mengusap it ilnya dibarengi erangan keras dari mulut Dina. Dina meremas-remas sendiri toketnya. Ia menahan kenikmatan luar biasa yang dirasakannya.Puas jemarinya memainkan it il Dina, lidahnya mulai bergabung. Setiap jilatan sanggup membuat Dina menjerit. Kedua pahanya berusaha menjepit kepala mas Anto yang membuat mas Anto semakin ganas memainkan lidahnya. Sesekali
permainan itu ia gabung dengan isapan keras it il Dina. Tak usah ditanya reaksi Dina karena dia semakin berisik mengeluarkan erangan dari mulutnya.

mas Anto sudah mengarahkan lidahnya turun menuju me mek Dina ketika Dina menahan tubuh mas Anto dan bangkit melepaskan celana gombrang berikut cd nya. satu sorongan ke bawah langsung menjulurkan kon tol mas Anto yang sudah mengacung sejak tadi. kini giliran Dina membelai, mencium, menjilat, dan meremas kon tol mas Anto. Tak canggung ia menggenggam kon tol mas Anto yang mengacung keras. Kedua tangannya mengenggam bersama, terasa besar dan panjang. Satu kocokan, kini giliran mas Anto yang terpaksa memejamkan mata merasakan nikmatnya genggaman tangan Dina. Dari bawah, Dina melirik ke atas dan tersenyum kepada mas Anto yang berlutut di dipan. Ia paham arti senyum balasan mas Anto. Tanpa berlama-lama lagi, ia lumat kon tolnya di dalam mulutnya. Sedikit gigitan, ia jilat seluruh permukaannya yang mengkilat itu. Urat-urat di sekujur kon tol mas Anto semakin membuat nafsunya memuncak. Ingin
rasanya segera merasakannya gesekan kon tol itu di dinding me meknya. mas Anto terengah merasakan isapan dan kulumannya. Di tengah usahanya memasukkan seluruh batang kon tol mas Anto kemulutnya, Dina hampir tersedak karena ujung kon tol mas Anto menyentuh pangkal rongga mulutnya sementara di luar masih tersisa saking panjangnya. Ia semakin bernafsu mengulum kon tol ini.
Pelan tapi pasti ia keluar masukkan kon tol itu di mulutnya. Lidahnya ia sentuhkan ke ujung kon tol yang besar itu. Terlihat dari paha mas Anto yang semakin terbuka membuat kon tolnya makin mengacung kencang. ketika ia mengulum kon tol mas Anto, Dina langsung merasakan rangsangan semakin besar dalam dirinya. Dina mulai menjilati dan mengulum kantung biji pelernya. Selain merasakan nikmatnya
kuluman dan isapan Dina, posisi Dina yang merangkak setengah menunduk membuat bongkahan pantatnya menjulang ke atas. Pasti nikmat membenamkan kon tolnya ke me mek Dina pada posisi doggy sekaligus menggenggam dan mengusap pantat yang padat dan berisi itu. Dina merasa belum cukup ketika mas Anto menarik lengannya. Tapi, ia mengikuti saja keinginan mas anto dan menyambut kecupan hangat mas Anto di bibirnya. Ia merebahkan tubuhnya sembari menarik mas Anto. mas Anto merebahkan badannya di sisi Dina. Berbaring miring, mas Anto mengisap lagi toketnya. Dina menggeliat ketika jemari mas Anto mulai bermain lagi di sekitar me meknya. Kali ini usapannya sedikit keras dan cepat menggosok it ilnya. Dina makin menggelinjang menerima perlakuan mas Anto. Di tengah lonjakan-lonjakan kecil
menikmati permainan mas Anto, tiba-tiba ia merasakan sekujur tubuhnya seperti melayang. Tubuh sempat terbujur kaku sejenak dan berikutnya terlonjak-lonjak demikian kuat yang semakin lama semakin melemah frekuensi dan intensitasnya. Matanya terpejam, ia baru saja merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Liang me meknya pun terasa berdenyut lebih kuat dan saat semuanya belum mereda, mas Anto sudah menindih tubuhnya.

Ia bisa merasakan bobot tubuh mas Anto terutama di bagian bawah pinggangnya. Tangan mas Anto sudah tegak di sisi toket Dina menopang badannya sendiri. Ia bisa merasakan bagian tubuh bawah mas Anto bergerak-gerak berusaha mengarahkan acungan kon tolnya. Dina pun langsung meraih kon tol besar itu dan membimbingnya ke me meknya. mas Anto tersenyum dan Dina membalasnya dengan senyuman manis diiringi anggukan penuh kepasrahan. Terasa mas Anto
mendorong kuat pantatnya dan Dina juga bisa merasakan rengsekan batang kon tol mas Anto di dinding me meknya. Sungguh halus dan penuh perasaan mas Anto memasukkan kon tolnya ke me mek Dina. Perlahan cairan di dalam me mek melumasi permukaan kon tol mas Anto. mas Anto melakukannya tanpa terburu-buru dan tanpa memaksa. Setelah masuk kepalanya, ia menarik kembali kon tolnya sedikit dan membenamkannya lagi sampai akhir seluruh kon tolnya dilumat me mek Dina. Sodokan pertama kon tol tersebut masuk seluruhnya sanggup menyentuh bagian terdalam me mek Dina. Dina pun merasakan sekali
lagi kenikmatan luar biasa itu. Apalagi, mas Anto tidak langsung memompa pantatnya cepat-cepat dan keras. Pertama masuk penuh, ia menahannya dan memandangi wajah Dina dan kali ini ditambah sebuah kecupan mesra. Dina seperti diawang-awang diperlakukan seperti itu. Setelah itu, mulailah mas Anto menggerakkan pantatnya mengangkat dan menekan yang membuat kon tolnya keluar masuk bergesekan dengan liang me mek Dina. Hangat dan lembut bisa mas Anto rasakan lewat sekujur kon tolnya dari dalam me mek Dina. Dina menyambut setiap gerakan mas Anto dengan jepitan dan gerakan kecil pantatnya. Dari mulutnya keluar erangan yang semakin lama semakin keras
dan cepat berirama. Melihat Dina terpejam dan mengerang semakin lama semakin keras dan cepat berirama sambil mendongakkan kepala membuat mas Anto makin bernafsu. Dina semakin seksi dalam kondisi seperti itu. Lehernya yang putih dan guncangan kuat pada toketnya membuat mas Anto semakin ingin membenamkan kon tolnya dalam-dalam di me mek Dina. Apalagi setiap ujung kon tolnya menyentuh pangkal me mek Dina. Rasanya sungguh tiada tara. Derit dipan mulai terdengar seiring semakin kuatnya sodokan mas Anto. Semakin kuat
dan cepat sodokan mas Anto membuat Dina merasakan lagi desakan rasa luar biasa yang akan tiba. Ia hanya bisa mencengkram punggung mas Anto keras-keras ketika desiran itu semakin kuat dan mencapai puncak. Kepalanya benar-benar mendongak ke atas hingga kedua bola matanya hanya terlihat tinggal putihnya. Setelah sampai, sekali lagi ia merasakan tubuhnya ringan dan aliran darah mengalir deras ke arah me meknya. Dinding me meknya berdenyut kuat hingga mas Anto juga bisa merasakannya. mas Anto langsung menghentikan gerakannya membiarkan kon tolnya merasakan cengkraman kuat yang terjadi
hanya beberapa detik itu. Tindakan mas Anto juga membuat Dina merasakan kenikmatan luar biasa. Kali ini terasa lebih nikmat karena denyutan me meknya tertahan kon tol mas Anto yang sedang membenami me meknya itu. maas…,nikmat sekali…,” Dina memeluk mas Anto kuat-kuat dan menciumi pipi dan pundak laki-laki itu. Sekali lagi mas Anto tersenyum membalas Dina. “Enak?” “Banget!” Jawab Dina singkat dan tegas.

“Gaya lain…?” Dina langsung mengangguk dan menunggu aba-aba mas Anto gaya apa yang diinginkan mas Anto. mas Anto membalik badan Dina dan mengangkat badan bagian bawah Dina dengan memeluk pinggang dari belakang. Dina langsung berdebar-debar begitu tahu mas Anto ingin melakukan gaya doggy. Missionari saja sudah sanggup
mencapai pangkal me meknya, apalagi doggy. Tak menunggu lama mas Anto langsung memasukkan kon tolnya. Dina menunduk sambil menggigit bibirnya merasakan seluruh kon tol mas Anto terbenam makin dalam di me meknya. Pantatnya terangkat tinggi yang membuat mas Anto semakin tak bisa mengendalikan birahinya. Kali ini mas Anto langsung mendorong dengan cepat dan Dina mengikuti irama dengan mendorong pantatnya ke belakang. Keduanya sama-sama merasakan kenikmatan yang lebih dalam. Masuk hitungan belasan menit menyodok me mek Dina, belum ada tanda-tanda dorongan mas Anto melemah. Sebaliknya justru makin kuat, membuat Dina makin bernafsu. Tetesan
peluh mulai membasahi keduanya, namun baik Dina dan mas Anto justru makin bersemangat. Dina, yang bisa dua kali beruntun merasakan kenikmatan puncak saat disodok mas Anto dari belakang justru semakin ingin merenguk terus kenikmatan itu. Pantat dan pinggangnya makin bergerak liar membuat mas Anto tak mampu menahan lenguhannya.

Tiba-tiba ganti Dina yang berinisiatif. Ia lepaskan kon tol mas Anto dari me meknya dan mendorong mas Anto sampai terlentang. Ia langsung memanjat tubuh mas Anto dan duduk di atas acungan kon tol mas Anto yang masih kokoh berdiri. Melihat Dina bergerak naik turun, mas Anto tak kuasa untuk tidak meremas toketDina yang terguncang-guncang. Telapaknya yang besar berusaha meraup seluruh permukaan toket itu, tapi tidak pernah berhasil. Remasannya makin kuat membuat Dina makin mempercepat gerakannya.Sekali lagi Dina harus mengaku
kalah. Karena meski ia telah mencoba berbagai goyangan yang dipadu dengan gerakan naik turunnya, justru ia yang kembali merasakan desakan kenikmatan dari liang me meknya. Dina langsung ambruk menindih mas Anto yang sudah siap menerimanya dengan pelukan mesra dan kecupan hangat di ubun-ubunnya. “Mas kuat banget…” “Kamu di bawah lagi ya…?” Dina mengangguk lemah dan enggulingkan badannya ke sisi kanan mas Anto.

Sebelum mas Anto memasukkan lagi kon tolnya ke me mek Dina, Dina
memasukkan kon tol tersebut ke mulutnya. Puas mengulum dan menjilati kon tol yang dipenuhi lendir sisa persetubuhan mereka, Dina kembali merebahkan dirinya dan menyuruh mas Anto memulai lagi aksinya. mas Anto langsung bergerak dan dorongan seperti saat pertama mereka memulainya yaitu perlahan dan terus semakin lama semakin kuat dan cepat. Dina sudah pasrah kalau ia harus sekali lagi merasakan orgasme, tapi baru ia berpikirbegitu, tiba-tiba sodokan mas Anto
terasa lebih keras dari sebelumnya. Sesaat kemudian mas Anto mengerang panjang dan menyodokkan kon tolnya sangat kuat beberapa kali. Dina pun bisa merasakan hangatnya muncratan peju mas Anto di dalam me meknya. mas Anto masih terus menyodok terputus-putus dan semakin melemah. Peju mas Anto juga Dina rasakan mengalir keluar setiap mas Anto menyodokkan lagi kon tolnya. Setelah benar-benar selesai, mas Anto pun ambruk menindih Dina. Dina mengusap lembut kepala mas Anto penuh kehangatan. “Puas maas…?” mas Anto
hanya mengangguk. Badannya terasa lemas. “Din, nikmatnya banget2 deh…” “Mas juga hebat. Bisa bikin Dina kelojotan berkali2 baru ngecrot….” mas Anto mengeratkan rangkulannya pada Dina. Dina pun membalasnya diikuti kecupan di bibir.




Aku bertepuk tangan mengiringi berakhirnya ronde pertama ntara Dina dan mas Anto. aku mesti menunggu mas anto untuk bangkit lagi dan mulai ronde ke2 dengan aku. “Gimana Din”, tanyaku ke Dina. “Luar biasa Nes, baru sekali ini aku dien tot sampe berkali2 klimax baru lelakinya ngecrot. Kuat banget ya mas Anto. Sekarang giliran kamu ya Nes, aku lemes banget de, mo istirahat aja, besok dilanjutin aja. Gak rugi deh aku ikut kamu ke pulau bareng mas Anto, makasi banget ya Nes”. Dina langsung membersihkan diri di kamar mandi, kemudian dia
terkapar diranjang, mungki lemes banget ya. Mas Anto mengambil energy drink 2 botol dari lemari es, dicampur dengan es batu dalam gelas, dan ditenggak langsung abis segelas. “Cape ya mas”. “Biasa aja Nes, abis ini kan giliran kamu. Biar Dina istirahat dulu aja”. Luar biasa stamina ni orang, gak ada matinya. Mungkin karena keseringan berendem dilaut kaliya (apa hubungannya ya he he).”Nes kamu napsuin banget, jadi keinget tempo kita maen dipulau pertama kali ya, sekarang lebih nikmat, soalnya ada Dina lagi”, kata mas Anto yang bertelanjang
bulat, sembari berbaring didipan yang sudah berantakan akibat pergumulannya dengan Dina barusan. kon tol besarnya masih dalam kondisi lemes. Aku duduk disebelahnya, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari di mulutku. Napsuku cepet sekali naik,
apalagi setelah menyaksikan live show antara Dina dan mas Anto barusan. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra bikini Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku,
dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku (cd bikiniku model g string sehingga lebih minim dari cd Dina). Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jari kasar itu merabai bibir me mekku dari luar g string dan kemudian mengilik it ilku. Aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu. Jarinya meraih me mekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jarinya bermain
di bibir me mekku. Cairan me mekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke me mekku. Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya terus mengilik me mekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan me mekku mengalir
dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya.
Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik
kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di me mekku, dia berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih melesek ke me mekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan me mekku yang
memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku. Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. “Nes, kamu liar banget deh. Istirahat dulu ya. Aku ambilkan minum lagi”, dia mengambilkan minuman. Aku dibawakan coca cola kaleng, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera kuminum coca
cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di dipan dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Nes”, bisiknya. “Nggak kok. Lagi narik
napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal mas belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Ines sudah kelabakkan”, jawabku.

dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. kon tolnya yang sudah keras lagi, kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala kon tolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kon tolnya yang besar, dia melenguh karena
nikmatnya. Kugenggam pangkal kon tolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kon tolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kon tolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kon tolnya. kon tol yang gede,
panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dengan penuh semangat aku terus mengulum kon tolnya. “Nes, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”. Aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala kon tol itu dari mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Nes, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang.

Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kon tolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke me mekku. Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling me mekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses me mekku. “aah”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi me mekku. Bibir me mekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali
it ilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Ines dien tot dong”, erangku. Dari me mekku kembali membanjir cairan bening. Dia menjilati cairan itu.
Badannya kutarik, dia segera menempatkan kon tol besarnya di bibir me mekku. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kon tol yang gede banget. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kon tolnya sudah ambles semuanya di me mekku, “Aah”, erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya
me mekku makin berdenyut mencengkeram kon tolnya dengan keras. “Terus mas, cepat, Ines mau nyampe, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya sampe akhirnya, “Aah, Ines nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Nikmat banget deh mas,” kataku.

Dia mencabut kon tolnya dan minta aku nungging Segera ditancapkannya kembali kon tolnya di me mekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kon tol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke me mekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngen tot, segera dia telentang dan minta aku yang
diatas. Aku menancapkan kon tolnya dime mekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kon tolnya kembali ambles di me mekku. Aku menggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir pentilku. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Nes, aku dah mau ngecret”,
katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja mas, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok kon tolnya yang ambles di me mekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi. me mekku terasa berdenyut2, “Mas, Ines mau
nyampe juga, bareng ya mas”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam me mekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali. “Nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kon tolnya masih nancap di me mekku. “Ines lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “Kita kekamar yuk”, katanya. Dia
mendorongku bangun sehingga kon tolnya tercabut dari me mekku. Kita segera pindah ke kamar. Tanpa membersihkan diri lagi, aku terkapar disebelah Dina yang sudah tertidur. Gak lama kemudian akupun terlelap.Cerita Sex Berawal Dari Main Lidah



No comments:

Post a Comment

Sports

Business

Life & style

Games

Fashion

Technology